Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dalam Tiga Bulan, Ekspor Kaltim Anjlok Hampir 33%

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, angka ini mengalami kontraksi sebesar 32,43% bila dibandingkan pada periode yang sama tahun 2015 yang mencapai US$4,93 miliar.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, SAMARINDA - Sepanjang kuartal I/2016, ekspor Provinsi Kalimantan Timur mencapai US$3,33 miliar.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, angka ini mengalami kontraksi sebesar 32,43% bila dibandingkan pada periode yang sama tahun 2015 yang mencapai US$4,93 miliar.
 
Apabila dirinci, ekspor Kaltim pada kuartal I/2016 terdiri dari ekspor migas senilai US$1,06 miliar dan non migas senilai US$2,27 miliar.
 
Ekspor migas Kaltim yang senilai US$1,06 miliar ini anjlok sebesar 44,71% dari kuartal I/2015 yang mencapai US$1,92 miliar.
 
Sementara itu, penurunan juga terjadi pada ekspor non migas sebesar 24,58% mrnjadi US$2,27 miliar dari periode yang sama tahun 2015 yang mencapai US$3,01 miliar.
 
Untuk diketahui, impor Kaltim pada tiga bulan pertama tahun 2016 ini mencapai US$819,3 juta, merosot tajam sebesar 39,53% bila dibandingkan pada periode yang sama tahun 2015 yang mencapai US$1,35 miliar.
 
Neraca perdagangan Kaltim pada kuartal I/2016 ini mengalami surplus senilai US$2,51 miliar lebih kecil dari surplus pada tahun sebelumnya yang surplus mencapai US$3,57 miliar.
 
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Kaltim M Sabani mengakui terjadi penurunan ekspor pada kuartal I tahun ini karena kondisi perekonomian yang tak menentu dan harga komoditi minyak, gas serta batubara yang masih melemah.
 
"Ekspor kami berharap ada perbaikan sepanjang tahun ini, kami akan memacu terus untuk ekspor non migasnya," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (24/5/2016).
 
Perbaikan untuk meningkatkan ekspor non migas Kaltim dilakukan dengan cara memperbaiki standar mutu komoditas agar sesuai dengan standar negara lain.
 
Seperti, perbaikan kualitas komoditi kopi, crude palm oil (CPO) muapun kerajinan tangan hasil dari usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).
 
Kendati demikian, Sabani meyakini ekspor Kaltim akan mengalami perbaikan dan meningkat seiring pelabuhan Kariangau Balikpapan yang dijadikan sebagai pelabuhan ekspor.
 
"Dengan adanya direct call ini bisa meningkat lebih tajam terutama untuk komoditi non migas karena langsung melalui Balikpapan tanpa harus ke daerah lain di luar Kaltim. Peningkatan ekspor kita akan lebih bagus nantinya."
 
Dengan pengiriman langsung ke luar negeri akan menekan dan menurunnya biaya logistik serta transportasi. Selama ini, tingginya biaya logistik dan transportasi menjadi kendala dalam pengiriman barang.
 
"Komoditinya memang harus clear dan jumlahnya banyak dulu. Dengan direct call ini,komoditi cukup dikumpulkan di Balikpapan dan langsung dikirim keluar negeri lewat jalur ALKI II tanpa harus bongkar muat di daerah lain."
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper