Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Lakukan Efisiensi Saat Harga Tertekan, Perusahaan Minyak di Kalsul Tetap Berproduksi

Harga minyak yang mengalami penurunan tak berdampak signifikan pada jumlah produksi minyak di Provinsi Kalimantan dan Sulawesi.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, SAMARINDA - Harga minyak yang mengalami penurunan tak berdampak signifikan pada jumlah produksi minyak di Provinsi Kalimantan dan Sulawesi.

Kepala Urusan Kehumasan dan Kelembagaan SKK Migas area Kalimantan Sulawesi Bambang Arianto Kurniawan mengatakan dilihat secara produksi tidak terlalu signifikan walaupun harga minyak dunia tengah turun.

"Sejumlah perusahaan minyak tetap produksi walaupun mereka juga melakukan efisiensi," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (12/6).

Saat ini, lanjutnya, kondisi ketersediaan minyak dan gas di Provinsi Kalimantan Timur masih mencukupi.

Menurutnya, di era harga minyak yang mengalami penurunan, semestinya pencarian eksplorasi minyak dapat berjalan terus.

Namun, banyak perusahaan yang enggan melakukan eksplorasi saat kondisi harga minyak belum pulih.

"Kami berharap dengan harga minyak yang turun dapat memberikan sisi positif dengan dapat menemukan sumber eksplorasi yang baru karena harga servis yang juga turun," kata Bambang.

Dia pun mengakui akibat penurunan harga minyak berimbas pada pengurangan maupun efisiensi kegiatan di sejumlah perusahaan.

Berdasarkan data sepanjang tahun ini, jumlah produksi minyak di Kalimantan dan Sulawesi per Mei 2016 sebanyak 21.390 Barrels of Oil per Day (BOPD). Angka itu mengalami penurunan bila dibanding bulan April 2016 yang mencapai 114.464 BOPD. Pada Maret 2016, total produksi minyak mencapai  105.620 BOPD. Di bulan Februari, total produksi minyak di wilayah Kalimatan dan Sulawesi mencapai 104.133.

"Di Januari 2016 total produksi mencapai 112.437 BOPD. Produksi ini dilakukan oleh Total E&P Indonesie, Chevron Indonesia Company, VICO Indonesia, Chevron Makassar, Medco E&P Tarakan, Pearl Oil Sebuku, JOB Pertamina - Medco Tomori, dan Energy Equity Sengkang," tuturnya.

Terkait dengan berakhirnya kontrak kerja Total E&P Indonesie di Blok Mahakam dan Chevron Indonesia Company di Blok East Kalimantan, Bambang menuturkan saat ini tengah dalam proses alih kelola.

"Saat ini tengah dibicarakan alih kelola dimana sudah ada tim khusus untuk membicarakan dan sharing manajemen agar tak banyak berubah saat kontrak berakhir," ucapnya. 

Bisnis.com, SAMARINDA - Harga minyak bumi yang mengalami penurunan tak tak berdampak signifikan pada jumlah produksi minyak di Provinsi Kalimantan dan Sulawesi.
Kepala Urusan Kehumasan dan Kelembagaan SKK Migas area Kalimantan Sulawesi Bambang Arianto Kurniawan mengatakan dilihat secara produksi tidak terlalu signifikan walaupun harga minyak dunia tengah turun.
"Sejumlah perusahaan minyak tetap produksi walaupun mereka juga melakukam efisiensi," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (12/6).
Saat ini, lanjutnya, kondisi ketersediaan minyak dan gas di Provinsi Kalimantan Timur masih mencukupi.
Menurutnya, di era harga minyak yang mengalami penurunan, semestinya pencarian eksplorasi minyak dapat berjalan terus.
Namun, banyak perusahaan yang enggan melakukan eksplorasi saat kondisi harga minyak belum pulih.
"Kami berharap dengan harga minyak yang turun dapat memberikan sisi positif dengan dapat menemukan sumber eksplorasi yang baru karena harga servis yang juga turun," kata Bambang.
Dia pun mengakui akibat penurunan harga minyak berimbas pada pengurangan maupun efisiensi kegiatan di sejumlah perusahaan.
Berdasarkan data sepanjang tahun ini, jumlah produksi minyak di Kalimantan dan Sulawesi per Mei 2016 sebanyak 21.390 Barrels of Oil per Day (BOPD). Angka itu mengalami penurunan bila dibanding bulan April 2016 yang mencapai 114.464 BOPD. Pada Maret 2016, total produksi minyak mencapai  105.620 BOPD. Di bulan Februari, total produksi minyak di wilayah Kalimatan dan Sulawesi mencapai 104.133.
"Di Januari 2016 total produksi mencapai 112.437 BOPD. Produksi ini dilakukan oleh Total E&P Indonesie, Chevron Indonesia Company, VICO Indonesia, Chevron Makassar, Medco E&P Tarakan, Pearl Oil Sebuku, JOB Pertamina - Medco Tomori, dan Energy Equity Sengkang," tuturnya.
Terkait dengan berakhirnya kontrak kerja Total E&P Indonesie di Blok Mahakam dan Chevron Indonesia Company di Blok East Kalimantan, Bambang menuturkan saat ini tengah dalam proses alih kelola.
"Saat ini tengah dibicarakan alih kelola dimana sudah ada tim khusus untuk membicarakan dan sharing manajemen agar tak banyak berubah saat kontrak berakhie," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper