Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemiskinan Kaltim Diklaim di Bawah Rerata Nasional

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Timur diklaim lebih rendah tingkat kemiskinan dari rerata nasional.
Ilustrasi/Antara Foto
Ilustrasi/Antara Foto

Bisnis.com, SAMARINDA - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Timur diklaim lebih rendah tingkat kemiskinan dari rerata nasional.

Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekprov Kaltim Bere Ali mengklaim jumlah penduduk miskin di Kaltim ini jauh di bawah rerata nasional.

"Penduduk miskin di Kaltim, mereka yang sangat rentan disabilitas dan orang telantar. Upaya yang dilakukan kepada mereka yakni sifatnya charitas berupa bantuan. Semakin kecil penduduk miskin maka tingkat kedalamannya semakin kuat untuk memberikan pemberdayaannya," ujarnya, kemarin.

Menurutnya, peningkatan penduduk miskin di Kaltim karena banyak terjadi akibat pemutusan hubungan kerja di wilayah yang dijuluki Bumi Etam ini.

Kendati demikian, dia mengaku pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi jumlah PHK di Kaltim dengan open job market yang dilakukan 4 kali dalam setahun dan pelatihan keterampilan.

Selain itu, penduduk miskin di Kaltim terjadi karena serbuan penduduk dari luar daerah atau migrasi.

"Tidak mungkin orang yang sejahtera di luar Kaltim mau dateng ke Kaltim. Mereka yang datang ke sini karena ingin sejahtera,
PHK dan adanya pengangguran di Kaltim ini sifatnya sementara saja."

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M. Habibullah menuturkan, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada Maret 2016 sebesar 212.920 jiwa atau sebesar 6,11% dari jumlah penduduk Kaltim.

Pada September 2015, penduduk miskin Kaltim sebesar 209.990 jiwa atau sebesar 6,10%. "Jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 2.900 orang atau naik 0,01%."

Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami peningkatan dibanding di daerah pedesaan yang mengalami penurunan.

Selama periode September 2015 hingga Maret 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 7.200 orang atau  sebesar 0,2%, sedangkan di daerah perdesaan turun sebanyak 4.300 orang atau 0,08%.

Pada periode itu pula, garis kemiskinan mengalami naikkan sebesar 3,44% yaitu dari Rp494.207 per kapita per bulan menjadi Rp511.205 per kapita per bulan di Maret 2016. "Ini diprediksi karena dampak dari PHK."

Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan masih lebih besar dibandingkan dengan daerah perkotaan. Selain itu, bila dilihat dari indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan daerah perdesaan lebih tinggi dari pada perkotaan.

Kedalaman kemiskinan untuk perkotaan hanya 0,546 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,943. Untuk nilai indeks keparahan kemiskinan untuk perkotaan hanya 0,118 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,559.

"Tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih parah daripada daerah perkotaan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper