Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebih dari 2.000 Unit Koperasi akan Dibekukan Kaltim

Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UMKM Kaltim Rodi Ahnadi mengatakan, saat ini terdapat 5.500 koperasi di Kaltim dimana sebanyak 3.300 koperasi masih aktif dan sisanya, 2.200 koperasi tidak aktif.
Ilustrasi/Antara Foto
Ilustrasi/Antara Foto

Bisnis.com, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan membekukan sejumlah koperasi yang tak aktif.

Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UMKM Kaltim Rodi Ahnadi mengatakan, saat ini terdapat 5.500 koperasi di Kaltim dimana sebanyak 3.300 koperasi masih aktif dan sisanya, 2.200 koperasi tidak aktif.

"Yang tidak aktif ini kami minta temen-temen kabupaten dan kota untuk dilakukan penyuluhan. Kalau tidak sesuai ketentuan maka akan dibekukan," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (28/9/2016).

Pemprov Kaltim tengah melakukan inventarisasi. Bagi koperasi yang membutuhkan akses permodalan, nantinya akan dibantu bisa akses permodalan ke bank maupun Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

"Kami inventarisir mana yang aktif dan yang tidak yang tidak ini akan dibekukan. Kalau yang butuh bantuan bisa akses permodalan ke bank maupun LPDB, nanti akan kami bantu," ucap Rodi.

Pihaknya terus mengadakan pembinaan dan pelatihan koperasi yang ada di Kaltim. Sepanjang tahun ini ada 15 angkatan pelatihan koperasi dimana setiap angkatan terdiri dari 30 orang.

Sementara itu, Kepala Koperasi Serba Usaha (KSU) Gemilang Suripto mengatakan, koperasi akan meminjam dana dari kalangan perbankan untuk memperkuat modal dan likuiditas.

"Selain berencana meminjam dana ke bank daerah. Pihaknya berharap ada dana dari LPDB untuk bermitra terkait modal dan secara vertikal Pemprov mau menerbitkan dana full dari kementerian."

Hingga akhir Juli tahun ini, aset KSU Gemilang mencapai Rp4,78 miliar. Angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan aset pada posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp5,1 miliar.

Penurunan aset tersebut terjadi karena kondisi perekonomian Kaltim yang masih mengalami pertumbuhan minus sehingga membuat anggota koperasi lebih banyak mengambil tabungan simpanannya di KSU Gemilang.

"Kondisi Kaltim seperti ini membuat yang menarik dana itu lebih tinggi dibandingkan yang menyimpan dananya di koperasi. Mereka banyak yang menggunakan tabungannya untuk sekolah maupun beli kendaraan," tuturnya.

Oleh karena itu, Pihaknya sangat membutuhkan fasilitas pinjaman jangka panjang berupa dana dari perbankan untuk memperkuat modal koperasi tersebut. Pasalnya, modal yang dimiliki KSU Gemilang merupakanan simpanan milik anggota.

KSU Gemilang melayani peminjaman dana mencapai Rp450 juta per bulan dan proposal pinjaman yang masuk mencapai 20 hingga 25 proposal. Dari awal tahun ini hingga akhir Juli terdapat 257 orang yang telah meminjam dana dari KSU Gemilang dengan volume mencapai Rp4,71 miliar.

"Proposal yang masuk ini masih banyak yang belum bisa kami akomodir. Ada 257 orang hingga akhir Juli. Ada yang sudah lunas tetapi belum meminjam lagi.

Rentangnya variasi paling rendah Rp1 juta dan maksimal Rp30 juta untuk sekali transaksi. Ada yang pinjam 3 kali dengan nilai sekitar Rp100 juta," terang Suripto.

Sementara itu, KSU Al - Firdaus yang bergerak simpan pinjam secara syariah juga berencana melakukan pinjaman kepada bank maupun ke LPDB melalui dana bergulir untuk mengubah komposisi kepemilikan modal menjadi 30% investor dan 70% dipegang anggota.

Saat ini, komposisi kepemilikan modal yang terbesar berada di tangan investor sebesar 70% dan 30% oleh anggota. Pengawas Koperasi Al-Firdaus Abdullah Hanief menuturkan, saat ini yang paling penting memperbaiki sistem syariah secara administrasi maupun permodalan.

"Nah pada kenyataannya anggota ini agak sulit untuk mengumpulkan dana karena yang paling banyak itu meminjam. Akhirnya koperasi memutuskan untuk mengambil dana dari investor dan kalau bisa, tahun ini kita pengembangannya dana dari pihak ketiga yakni bank," ujarnya.

Koperasi yang memiliki aset senilai Rp15,3 miliar pada akhir tahun 2015 ini sangat membutuhkan dana pinjaman dari kalangan perbankan untuk memperkuat likuiditasnya.

Dengan meminjam dana bank yang memiliki jangka waktu pasti membuat likuiditas koperasi menjadi aman. "Apabila koperasi hanya mengandalkan simpanan pokok dan simpanan wajib dari masyarakat saja,  tidak akan berkembang dan pertumbuhannya akan melambat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper