Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratusan Rumah di Sambas Direndam Banjir, Aktivitas Ekonomi Lumpuh

Banjir melanda seperti di Desa Sungai Kumpai, Teluk Keramat yang telah menggenangi permukiman 400 kepala keluarga.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, PONTIANAK - Hujan deras mengguyur sejumlah wilayah di Sambas, Kalimantan Barat, sehingga mengakibatkan banjir.

Banjir melanda seperti di Desa Sungai Kumpai, Teluk Keramat yang telah menggenangi permukiman 400 kepala keluarga.

"Bahkan air yang menggenangi pemukiman warga di RT 3 dan 4 serta RT 7 dan RT 8 Desa Sungai Kumpai sudah ada masuk ke dalam rumah hingga setinggi mata kaki dari lantai rumah," ujar satu di antara warga Sungai Kumpai, Jepriadi saat dihubungi di Sambas, Rabu (30/11/2016).

Jepriadi menjelaskan hingga saat ini kondisi air masih belum surut. Dikatakannya akibat banjir, sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, Puskesmas pembantu serta masjid juga turut terendam banjir.

"Banjir juga turut melumpuhkan aktivitas ekonomi dan kegiatan masyarakat, lantaran warga tidak bisa pergi ke kebun untuk menoreh karet," katanya.

Ia menyampaikan walaupun banjir telah merendam sejumlah rumah, masih belum ada warga yang mengungsi. Menurutnya warga masih bertahan di dalam rumah sambil menunggu air surut.

Sementara itu di tempat terpisah, banjir juga menggenangi pemukiman warga di RT 12 Dusun Pinang Merah Desa Sungai Baru Kecamatan Teluk Keramat. Satu di antara warga Pinang Merah Darwani mengatakan terdapat puluhan kepala keluarga terkena bencana banjir di RT tersebut.

"Aktivitas warga di dusun kami juga lumpuh. Kondisi ini sudah tiga hari dan warga tidak bekerja akibat banjir. Bahkan terdapat di dalam rumah warga yang terendam air hingga 20 sentimeter," katanya.

Darwani mengemukakan bahwa kondisi air hingga siang pada Rabu (30/11) juga belum memperlihatkan tanda-tanda akan surut.

"Banjir ini akibat air hujan bercampur dengan air pasang laut menyebabkan sungai meluap. Apalagi kondisi muara sungai di desa kami yang dangkal sehingga menyebabkan air sungai lamban turun," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Yoseph Pencawan
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper