Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pontianak Perbanyak Area Membaca di Ruang Publik

Bisnis.com, PONTIANAK-Pontianak memperbanyak fasilitas taman bacaan yang dibangun di ruang publik seperti di Alun-alun Kapuas, untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Wali Kota Pontianak Sutarmidji (paling depan seragam dinas coklat muda) dan Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando, baru saja keluar dari rumah baca di Alun-Alun Kapuas Pontianak. Jibi-Yanuarius Viodeogo
Wali Kota Pontianak Sutarmidji (paling depan seragam dinas coklat muda) dan Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando, baru saja keluar dari rumah baca di Alun-Alun Kapuas Pontianak. Jibi-Yanuarius Viodeogo

Bisnis.com, PONTIANAK-–Pontianak memperbanyak fasilitas taman bacaan yang dibangun di ruang publik seperti di Alun-alun Kapuas, untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

“Memerdekakan diri, salah satu caranya punya waktu membaca buku dan itu bekal wawasan yang kita bawa ke mana pun pergi,” ujar Muhammad Syarif Bando, saat meresmikan Rumah dan Taman Baca Pintar di Alun-Alun Kapuas Pontianak, Selasa (28/2).

Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia itu hadir ke Pontianak karena ingin melihat langsung gebrakan Wali Kota Pontianak dalam merombak total Alun-Alun Kapuas untuk memenuhi penyediaan ruang publik yang teduh dan ramah bagi masyarakat kota ini.

Syarif mengapreasiasi, langkah Pemkot Pontianak yang sangat serius menyulap wajah kota menjadi lebih nyaman bagi penduduknya. Menurutnya, Alun-Alun Kapuas kini tak hanya sebagai lokasi pejalan kaki atau sekadar tempat berkumpul keluarga. Di situ, sekarang tersedia arena yang luas disertai gedung tersendiri untuk menyimpan 1.500 judul atau 3.000 buku berbagai tema dan kapan saja boleh dibaca.

“Saya ingin sekarang, pelajar Indonesia kalau ke perpustakaan di luar sekolah termasuk sebagai aktivitas belajar mengajar dan justru bukan tidak masuk sekolah,” kata dia.

Sutarmidji baru saja meresmikan salah satu sudut area di taman Alun-Alun Kapuas yang baru selesai dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum untuk menambah fasilitas publik bagi warga Kota Pontianak. Taman Baca itu memiliki luas 65,97 meter2 dengan anggaran Rp907 juta.

Tidak hanya di alun-alun Kapuas, Pemkot Pontianak juga menyediakan Taman Bacaan di lokasi lain seperti di Taman Akcaya di Jl. Syarif Abdurahman dengan luas 52,48 meter2 dengan anggaran Rp103 juta, dan perpustakaan digital Politeknik Tanjungpura di Taman Digulis yang memakan biaya Rp216 juta dengan luas 66,44 meter2.

“Saya ingin orang Pontianak semakin senang gemar membaca dengan adanya taman baca ini. Saya sendiri suka buku dan punya 2.764 judul buku dengan jumlah buku lebih dari 20.000. Semua jenis buku saya punya. Khusus dengan latar belakang pendidikan, saya memiliki 107 judul buku tentang hukum kewarisan dan perkawinan,” tuturnya.

Bagi Sutardmidji, membaca buku adalah salah upaya menghibur personal dan memberikan rasa kebahagian untuk diri sendiri serta lingkungan sekitar. Sehingga dia ingin raut kebahagian itu terpancar dari warga Pontianak saat menikmati waktunya di taman dan rumah baca Alun-Alun Kapuas.

Akses masuk ke lokasi itu kini lebih mudah dan tertib. Kawasan parkir motor dan mobil tertata rapi, tidak lagi semrawut. Ada pembatas besi antara parkir motor dan mobil. Adapun, rumah baca berada di sebelah kanan taman.

Pemkot menyediakan banyak bangku terbuat dari batu dan besi bagi para pengunjung. Lampu-lampu warna-warni dipasang atau digantung di setiap pohon-pohon untuk menambah semarak taman. Dalam sebulan, menurutnya, ada kenaikan hingga 300% pengunjung yang datang ke Alun-Alun Kapuas tersebut.  

Untuk mengawasi tangan-tangan jahil yang merusak fasilitas taman, Pemkot menyediakan CCTV di setiap sudut taman. CCTV juga untuk memudahkan petugas satuan polisi pamong praja untuk menjaga keamanan pengunjung yang datang.  CCTV itu tersambung langsung ke Pontive Centre yang bersebelahan dengan ruang Wali Kota Pontianak.

Selain sudah membangun Rumah Baca, Sutarmidji turut membagikan informasi bahwa area publik juga dibangun di depan halaman kantornya bekerja. Di lokasi itu, dia beri nama taman nostalgia. Sebuah taman untuk pertunjukkan kegiatan seni Keroncong dan kesenian tradisional lainnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper