Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAPFA Foundation Gelar Acara Potensi Ternak Lokal dan Pengangkatan Duta Ayam Indonesia

JAPFA Foundation Gelar Acara Potensi Ternak Lokal dan Pengangkatan Duta Ayam Indonesia
Pengangkatan Duta Ayam Indonesia/Bisnis
Pengangkatan Duta Ayam Indonesia/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - JAPFA Foundation, Yayasan yang berfokus kepada pendidikan agrikultur, nutrisi, dan olahraga, menggelar acara pemaparan bertajuk Mengangkat Potensi Sumber Daya Genetik Ternak Asli Indonesia yang Berdaya Saing dalam Menghadapi Pasar Global. Sejumlah narasumber dihadirkan oleh JAPFA Foundation pada acara tersebut, yakni Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita MP, Dr. Ir. Tike Sartika, Ade M. Zulkarnain, MSA dan Head of JAPFA Foundation Andi Prasetyo.

Selain pemaparan tersebut, pada acara yang digelar di Balai Kartini, Jakarta, Jum`at (17/3) siang, tersebut, juga dilakukan pelantikan Duta Ayam Lokal Ade M. Zulkarnain. Sebagai duta, Ade memiliki tiga hal pokok dalam menjalankan tugas-tugasnya, yakni (1) Melindungi mengembangkan dan mendukung riset dan science ayam lokal indonesia (termasuk ayam kampung), (2) Melestarikan keturunan ayam lokal (ayam kampung dan lain-lain), serta (3) Mendorong pertumbuhan UKM dan usaha terkait ayam lokal sehjngga dapat menjadi usaha yang menghasilkan.

Penandatanganan MOU Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat dengan Himpunan Pengusaha Unggas Lokal Indonesia atau biasa disebut HIMPULI.

Kiprah Ade sebagai peternak ayam membawanya hingga ke posisi sebagai Sekretaris Jenderal Sekjen Dewan Peternak Rakyat Nasional atau Depernas, yang memiliki 17 anggota asosiasi dari berbagai komoditas ternak. Namun lika-liku perjalanan Ade dalam pengembangan bisnis peternakan ayam telah dirintis sejak awal 2003. Kala itu, banyak orang mempertanyakan pertimbangannya memilih ayam kampung sebagai usaha ternak.

Dua tahun beternak ayam kampung, tepatnya pada Juli 2005, bisnis Ade rontok lantaran mewabahnya virus flu burung. Ribuan ekor ayam mati. Ratusan ekor harus dimusnahkan. "Ini adalah kasus flu burung terbesar di Indonesia yang menyerang ayam kampung di satu lokasi," tuturnya. "Karena wabah tersebut, pemerintah meminta saya untuk istirahat beternak selama tiga bulan," Ade, menambahkan.

Atas alasan kesehatan masyarakat, Ade lantas mengikuti anjuran pemerintah. Meski demikian, Ade tidak pernah berhenti melakukan kampanye ternak ayam kampung. "Saya terus melakukan sosialisasi dari satu kecamatan ke kecamatan lain," ungkapnya.

Dari berbagai kampanye yang dilakukan, Ade justru menemukan konsep dengan menjadikan flu burung sebagai kebangkitan peternak ayam kampung. "Dari kasus wabah dan konsep saya, puluhan peneliti dan lembaga peternakan maupun kesehatan hewan. Baik dari dalam maupun luar negeri, berdatangan. Ada yang melakukan penelitian dan ada pula yang mau menggali motivasi saya untuk menggerakkan ternak ayam kampung," katanya.

Siapa sangka, dari rugi besar pasca-wabah flu burung, Ade justru berhasil menemukan konsep yang kemudian dibukukan. Buku dengan titel Restrukturisasi Peternakan dan Kebangkitan Peternakan Rakyat Ayam Kampung terbit atas dukungan United States Department of Agriculture (USDA) dan Komisi Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) pimpinan Bayu Krishnamurti.

Berbagai undangan pelatihan pun berdatangan. Ade kerap menggelar pelatihan-pelatihan secara reguler, baik dalam skala kecil maupun besar. Temanya sederhana, yakni manajemen budidaya ternak dan kesehatan unggas. Ada dua pelatihan yang cukup menarik perhatian. Pertama, manajemen kesehatan unggas dalam rangka penanggulangan flu burung yang digelar Komnas FBPI dan Fakultas Kesehatan Hewan Institut Pertanian Bogor. Kedua, pelatihan manajemen budidaya ternak ayam kampung dari USAID. "Gagasan dan konsep pelatihan sepenuhnya berasal dari saya," kata Ade, bangga.

Sejak kasus flu burung, jumlah peternak ayam kampung di berbagai provinsi justru kian melonjak. Banyak kelompok tani dan perorangan berdatangan untuk belajar dari Ade, yang pada tahun 2007 mendapatkan penghargaan dari Bupati Sukabumi. "Pelopor Peternakan Ayam Kampung Pola Intensif". "Tempat peternakan saya maupun kelompik (Kepraks) juga mencatat sejarah. Pertama, uji vaksin H5N1 pertama di dunia dilakukan di tempat kami yang berlangsung selama dua tahun (2006-2008) yang dilakukan Wageningen (Belanda) dan Kementerian Pertanian. Kedua, uji kekebalan manusia terhadap virus flu burung pada 2008 oleh WHO dan Balitbangkes Kementerian Kesehatan yang waktu itu dipimpin oleh almarhum Endang Sedyaningsih (Menteri Kesehatan)," kata Ade.

Pada tahun 2008, Ade mendapat kepercayaan untuk memimpin Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia atau HIMPULI, wadah bagi para peternak ayam lokal dan itik. Pada tahun yang sama, dalam rangka mengangkat potensi ayam asli Indonesia, Kelompok Peternakan Rakyat Ayam Kampung Sulabumi gemblengan Ade menerbitkan buku Ayam Indonesia, hasil kerja sama dengan Yayasan Kehati. Ade kemudian kembali terpilih sebagai Ketua Umum HIMPULI untuk periode 2012-2017. HIMPULI merupakan asosiasi yang 95% anggotanya merupakan peternak akar rumput di 27 provinsi.

Di masa periode kepemimpinan pertamanya di HIMPULI, salah satu konsep Ade meraih perhatian pemerintah pusat. Kala itu Ade memiliki gagasan dan konsep untuk mengembalikan unggas lokal ke tempat yang selayaknya di negeri sendiri. Pada Mei 2009 di Yogyakarta, diluncurkan program Unggas Lokal Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri dan Selamatkan Ayam Indonesia, yang dihadiri Menteri Pertanian Anton Apriyantono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper