Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Tekanan Inflasi di DKI Turun

Tekanan harga di Provinsi DKI Jakarta pada Maret 2017 kembali turun, di mana perkembangan harga-harga terkendali dengan inflasi yang cukup rendah sebesar 0,05% (mtm).
Pedagang cabai rawit di Pasar Legi, Solo, Senin (20/3)./JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu
Pedagang cabai rawit di Pasar Legi, Solo, Senin (20/3)./JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu

Bisnis.com, JAKARTA - Tekanan harga di Provinsi DKI Jakarta pada Maret 2017 kembali turun, di mana perkembangan harga-harga terkendali dengan inflasi yang cukup rendah sebesar 0,05% (mtm).

Mengutip publikasi tertulis Bank Indonesia, Senin (3/4/2017), angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya, yang sebesar 0,18% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun tercatat sebesar 1,37% (ytd).

Sumber rendahnya inflasi bulan ini karena terjadinya deflasi pada kelompok bahan makanan sehingga mampu menahan dampak inflasi akibat pencabutan subsidi listrik pelanggan 900 VA tahap II yang diberlakukan pada awal Maret 2017.

Dari sisi dis-agregasi, turunnya harga sebagian besar kelompok volatile food menjadi faktor pendorong rendahnya tekanan inflasi Maret 2017.

Turunnya harga pangan terutama bersumber dari harga bumbu-bumbuan, terutama harga cabai merah dan cabai rawit masing-masing mengalami penurunan sebesar 11,06% (mtm) dan 12,80% (mtm).

Selain itu, kondisi pasokan yang meningkat dan distribusi yang cukup lancar turut mendorong harga ke bawah. Harga telur ayam juga terpantau menurunan 2,11% (mtm), seiring turunnya harga telur di tingkat peternak akibat produksi yang berlebih. Di sisi lainnya, penurunan juga terjadi pada harga beras (0,19% mtm).

Langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menjaga kesinambungan dan manajemen stok beras yang dinilai baik, serta ekspektasi masyarakat yang positif tentang pemerintah mampu menjaga kestabilan harga beras, menjadi faktor yang ikut berperan dalam terjaganya pergerakan harga beras di pasar.

Pada kelompok administered price, pencabutan subsidi listrik pelanggan 900 VA tahap II pada awal Maret 2017, berdampak terutama pada pengguna listrik prabayar. Tarif listrik Maret 2017 tercatat mengalami kenaikan 0,55% (mtm). Namun, dampak pencabutan subsidi listrik saat ini tidak setinggi Januari 2017 (tahap I). Hal itu menyebabkan masih terjaganya inflasi kelompok administered price secara keseluruhan.

Adapun inflasi inti pada Maret 2017 masih terkendali. Hal itu didukung oleh permintaan masyarakat yang masih relatif terbatas, serta nilai tukar yang cukup stabil. Kebijakan pencabutan subsidi listrik 900 VA tahap II pada 1 Maret 2017, hanya sedikit mendorong beberapa komoditas pada kelompok inflasi inti.

Komoditas utama yang terdampak adalah harga kontrak rumah dan sewa rumah, yang masing-masing mengalami kenaikan 0,42% (mtm) dan 0,11% (mtm). Terjaganya inflasi inti juga didorong oleh turunnya indeks harga emas perhiasan 0,68% (mtm), yang pada bulan sebelumnya mengalami kenaikan harga 3,67% (mtm), sejalan dengan penurunan harga emas internasional.

Memperhatikan berbagai kebijakan pemerintah pada komoditas terkait energi, perkembangan harga-harga dan pantauan terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar di Jakarta hingga Maret 2017, inflasi pada April 2017 diprakirakan tetap terjaga.

Pergerakan harga-harga komoditas internasional, terutama yang dapat mempengaruhi dinamika harga-harga domestik akan tetap diwaspadai, agar dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memitigasi pengaruhnya terhadap perkembangan harga-harga secara umum.

Selain itu, penguatan koordinasi Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui TPID, dan forum-forum yang ada akan terus ditingkatkan. Hal itu diperlukan mengingat pengendalian harga memerlukan kerjasama dan sinkronisasi langkah kebijakan dari tingkat pusat hingga daerah, serta komitmen yang kuat dalam implementasi kebijakan yang telah diputuskan.

Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan inflasi DKI Jakarta tahun 2017 dapat tetap terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 4% ± 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper