Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASOKAN GAS: 2 Kargo LPG AS Mulai Merapat

Sekitar satu hingga dua kargo liquefied petroleum gas (LPG) dari Amerika Serikat bakal masuk ke Indonesia pada tahun ini.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Sekitar satu hingga dua kargo liquefied petroleum gas (LPG) dari Amerika Serikat bakal masuk ke Indonesia pada tahun ini.

Senior Vice President Integrated Supply Chain PT Pertamina (Persero) Daniel Purba mengatakan, mulai tahun ini terdapat satu hingga dua kargo LPG yang diterima dari Amerika Serikat. Kendati demikian, dia belum bisa menyebut volume tambahan yang bisa didatangkan setelah ini.

Sebelumnya, pasokan LPG dari Amerika Serikat diperkirakan akan menggeser pasokan LPG dari Timur Tengah yang kini mengambil porsi sekitar 90% atau sekitar 4,1 juta ton per tahun.

LPG dari Amerika Serikat, ujar Daniel, sebenarnya telah memasok kebutuhan dalam negeri. Namun, kontribusinya hanya sebesar 3% atau sekitar 130.000 ton yakni lebih besar dari pasokan dari Asia, Afrika, dan Australia dari total impor.

Naiknya volume pasokan LPG dari Negara Paman Sam itu, menurut Daniel, karena beroperasinya Kanal Panama yang memangkas waktu pengiriman dari 3 bulan menjadi 1,5 bulan untuk sampai ke kawasan Asia Pasifik.  Namun, Daniel belum bisa menyebut volume pasti dari pasokan LPG dari Amerika Serikat.

"Satu sampai dua kargo LPG dari Amerika Serikat datang tahun ini," ujarnya di sela acara Konvensi dan Pameran Ke-41 Indonesian Petroleum Association (IPA), Kamis (18/5).

Sebagai gambaran, impor LPG tahun ini diperkirakan berada di level 4,9 juta ton atau naik 12% dari realisasi 2016 yakni 4,4 juta barel.

Naiknya impor tahun ini dikarenakan naiknya konsumsi dari program konversi minyak tanah dan rendahnya kemampuan domestik menyuplai LPG. Rincinya, pasokan dalam negeri diperoleh dari hulu sebesar 30.000 ton, kilang swasta 550.000 ton, dari KKKS 620.000 ton sehingga totalnya 1,2 juta ton. Di sisi lain, target konsumsi LPG tahun ini sebesar 7,28 juta ton.

Terkait dengan harga, dia menyebut masih menggunakan formula dari CP Aramco dan vendor yang melakukan penyesuaian perbedaan perhitungan harga itu.

"Harganya ditetapkan pakai CP Aramco. Mereka [vendor] sendiri yang menghitung," katanya.

Direktur Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan pihaknya ingin mendorong produksi dimetil eter untuk mengurangi impor LPG. Melalui pengembangan Blok Masela dan Pertamina yang berencana menyerap gas pipanya, dia berharap 20% total konsumsi bisa dipasok dari pengolahan DME. sebagai gambaran, saat ini Indonesia mengonsumsi sekitar 7 juta ton per tahun LPG dengan impor sebesar 60%.

"Sebenarnya rangkaian ini untuk menghasilkan DME. Paling enggak, prinsipnya 20% dari total konsumsi bisa tercukupi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper