Twitter Bagi Jurus Untuk Brand Hadapi Ramadan

Agne Yasa
Minggu, 21 Mei 2017 | 17:17 WIB
Ilustrasi Twitter./Bloomberg-Chris Ratcliffe
Ilustrasi Twitter./Bloomberg-Chris Ratcliffe
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perilaku digital melalui platform Twitter  ketika Ramadan 2016 lalu dapat menjadi acuan bagi brand dan pemasar menetapkan strategi yang tepat untuk Ramadan tahun ini.

Riset Twitter mencatat ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan oleh brand jika ingin menang menghadapi kompetisi ketika momen Ramadan, yakni berkaitan dengan waktu, format, kompetisi, dan momentum.

Riset Twitter mencatat pada 2016 ada setidaknya 10,7 juta Tweet impressions yang berhubungan dengan Ramadan di seluruh dunia, di mana Indonesia menjadi kontributor ke-2 terbesar untuk percakapan yang terkait dengan Ramadan.

"Tidak hanya berlangsung sampai pada hari Idulfitri, percakapan dari Indonesia bahkan bertahan sampai dua minggu setelah Idulfitri, hingga ke penghujung musim mudik," ungkap riset Twitter tersebut, melalui rilis kepada Bisnis, Minggu (21/5/2017).

Melihat maraknya konten yang memenuhi lini masa, Twitter mengungkapkan hal ini menjadi tantangan bagi pemasar untuk mencari alternatif lain untuk membina kedekatan dengan para konsumen ketika Ramadan.

Twitter sebagai platform live dan real-time, membuat percakapan menyebar ke seluruh penjuru nusantara. Riset terakhir Twitter periode Mei - Juli 2016 menunjukkan bahwa percakapan mengenai Ramadan mulai meningkat satu bulan sebelum Ramadan dimulai, di mana pembicaraan momen mengenai hari pertama Ramadan dan hari Idul Fitri menjadi momen yang paling banyak dibicarakan selama bulan Ramadan.

Berdasarkan riset tersebut, percakapan di Twitter pada bulan Ramadan beredar secara konsisten di beberapa topik tertentu dan membentuk pola yang patut dipertimbangkan oleh para pemasar. Beberapa topik berikut menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di Twitter selama bulan Ramadan, yakni rutinitas keagaaman, kegiatan bersama keluarga, makanan, perjalanan, dan acara televisi (TV).

Twitter menemukan sebuah pola yang muncul selama bulan suci. Sebelum Ramadan, penyebutan untuk makanan dan minuman biasanya meninggi pada saat jam makan siang dan makan malam, sedangkan pada saat bulan Ramadan, penyebutan tersebut cenderung konsisten mengikuti jadwal salat lima waktu. Penyebutan mengenai keluarga, makanan, dan minuman pada umumnya mengalami kenaikan menjadi 9% dan 8% selama masa Ramadan.

Kemudian, riset Twitter juga mencatat bahwa mudik atau ritual pulang kampung tahunan juga penting untuk dipertimbangkan oleh para pemasar. Pada saat Ramadan, penyebutan mengenai mudik meningkat sebanyak 3,3 kali dibandingkan satu bulan sebelum bulan Ramadan dimulai.

Pengguna Twitter cenderung mengirimkan Tweet terkait dengan mudik dalam perjalanan  pulang kampung mereka, yang bersamaan dengan itu, geo-tagged Tweets menyebar ke jalur-jalur utama mudik, terutama di pulau Jawa.

Dari hasil riset tersebut, brand dan pemasar dapat mengantisipasi beberapa hal untuk dapat memenangkan hati para konsumen.

Pertama, waktu, kegiatan biasanya meninggi mendekati waktu berbuka puasa dan waktu sahur. Berhubung jangkauan perhatian cenderung pendek di masa Ramadan, konten berukuran bite-size akan dapat menjadi daya tarik yang lebih baik.

Kedua, format, oara pemasar sebaiknya menargetkan lebih dari sekedar memfokuskan pemilihan kata-kata. Visual memiliki daya tarik yang lebih baik, terutama di kalangan anak muda.  Konten berisi gambar dan video (termasuk live video) menjadi cara yang tepat untuk dilakukan menarik perhatian mereka.

Ketiga, kompetisi ketat, ketika berkompetisi satu sama lain untuk menarik perhatian konsumen, brand harus memiliki positioning yang jelas dan pesan yang ditargetkan kepada segmen pasar tertentu.

Terakhir, manfaatkan momentum, para pemasar juga disarankan untuk selalu membuka mata dan telinga untuk melihat momen-momen menarik yang dapat digunakan. Gesit atau cekatan adalah kata kunci dalam memastikan momen-momen itu dapat digunakan dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper