Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Bakal Kerek Suku Bunga, Investor Emas Bergeming

Harga emas masih berpeluang mengalami peningkatan kendati Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga dalam rapat 14 Juni 2017. Pasalnya, investor lebih mencermati ketidakstabilan politik Amerika Serikat.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas masih berpeluang mengalami peningkatan kendati Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga dalam rapat 14 Juni 2017. Pasalnya, investor lebih mencermati ketidakstabilan politik Amerika Serikat.

Pada perdagangan Selasa (23/5/2017) pukul 15.55 WIB, harga emas gold spot tergelincir 0,19 poin atau 0,02% menjadi US$1.260,44 per troy ounce (Rp538.807,86 per gram). Sepanjang tahun berjalan harga sudah meningkat 9,83%.

Pekan lalu, emas mengalami pertumbuhan 2,24% menuju US$1.255,93 per troy ounce. Reli berlanjut sampai Senin (22/5/2017) ke posisi US$1.260,63 per troy ounce.

Analis PT Asia Trade Poin Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan kenaikan harga emas ditopang oleh pelemahan dolar AS setelah pasar merespon melambatnya data ekonomi Paman Sam. Apalagi kondisi politik AS kian memanas karena isu negatif seputar Trump.

"Situasi tersebut memunculkan kekhawatiran realisasi agenda ekonomi yang diusung Trump kembali tertunda, sehingga investor memburu emas sebagai aset lindung nilai," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (23/5/2017).

Selain faktor geopolitik global, khususnya AS, pada pekan ini pasar akan berfokus kepada FOMC Minutes. Namun, hasil risalah rapat The Fed itu diperkirakan tidak akan menggoyahkan harga batu kuning.

Menurutnya, kondisi politik AS tetap menjadi sentimen utama bagi investor emas. Oleh karena itu sampai akhir pekan harga diperkirakan bergerak di dalam rentang US$1.257-US$1.268 per troy ounce.

Adapun sampai akhir semester I/2017, cukup sulit memprediksi harga emas karena faktor polirik Paman Sam yang fluktuatif. Di sisi lain probabilitas penaikkan suku bunga The Fed cenderung bergerak mendatar di area 70%.

Dari sisi teknikal, sambung Deddy, harga emas akan bergerak di dalam rentang US$1.249-US$1.280 sampai akhir Juni 2017.

"Naiknya suku bunga The Fed belum akan berdampak negatif, karena kondisi politik AS menjadi sentimen utama," paparnya.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menyampaikan dolar AS kesulitan untuk pulih karena investor mengevaluasi kembali ketidakstabilan politik di Washington dan dampaknya terhadap kebijakan Trump.

"Segala kenaikan USD karena reli Trump [saat terpilih sebagai Presiden AS] telah terkikis karena meningkatnya ketidakpastian. USD saat ini bearish," paparnya dalam riset, Selasa (23/5/2017).

Pada perdagangan Selasa (23/5/2017) pukul 15.50 WIB indeks dolar AS merosot 0,102 poin atau 0,11% menuju 96,882. Ini merupakan level terendah sejak 10 Oktober 2016 di posisi 96,929.

Perhatian pasar akan tertuju kepada testimoni publik mantan direktur FBI James Comey yang berpotensi memberi kejutan negatif lebih lanjut terhadap USD apabila ada informasi baru.

Adapun sehubungan dengan makro ekonomi, rilis FOMC Minutes dan PDB AS kategori preliminary pada Jumat (26/5) akan menjadi agenda yang dicermati investor untuk mencari isyarat jadwal kenaikan suku bunga pada tahun ini.

Sebagai informasi, data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap setiap bulan, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir). Data PDB advance cenderung memiliki dampak yang paling besar.

Pelemahan dolar membuat investor mencari perlindungan kepada emas di tengah keadaan politik yang bergejolak di Washington. Logam mulia ini sedang berubah menjadi bullish pada grafik harian.

Dolar yang sedang rapuh dapat mendorong harga emas kembali menembus level US$1260 per troy ounce. Dari sudut pandang teknikal, breakout di atas US$1260 dapat mengantarkan harga menuju US$1275 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper