Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Harapkan Penyesuaian Harga Solar dan Premium Periode Juli

Pertamina Harapkan Penyesuaian Harga Solar dan Premium Periode JuliBisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) mengharapkan agar pemerintah melakukan penyesuaian harga jual solar dan premium pada periode Juli hingga September 2017, terlebih bila pada pertemuan organisasi negara pengekspor minyak kembali disepakati pengurangan produksi minyak yang akan mengerek harga jual minyak mentah.
Ilustrasi/Antara-Dedhez Anggara
Ilustrasi/Antara-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) mengharapkan agar pemerintah melakukan penyesuaian harga jual solar dan premium pada periode Juli hingga September 2017, terlebih bila pada pertemuan organisasi negara pengekspor minyak kembali disepakati pengurangan produksi minyak yang akan mengerek harga jual minyak mentah.

Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Muchamad Iskandar mengatakan ketika harga minyak mentah dijual lebih dari US$40 per barel, bahan bakar minyak (BBM) dijual di bawah harga pasar. Sementara itu, di awal 2017 ini harga minyak mentah berada di kisaran US$47 hingga US$50 per barel. Ditambah, Iskandar menyebut masih terdapat peluang kenaikan harga minyak dari pertemuan organisasi negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) untuk mengurangi produksi.

Oleh karena itu, pihaknya akan mengajukan penyesuaian harga BBM untuk periode Juli-September. Pasalnya, harga solar dan premium saat ini tak mengalami penyesuaian sejak April 2016. 

"Harapan kita sih Juni, setelah lebaran ada evaluasi lagi. Harapan kita," ujarnya usai jumpa pers di Jakarta, Rabu (24/5/2017).

Berdasarkan data dari Pertamina, pada penyaluran premium di 2015 terdapat defisit pendapatan sebesar Rp3,6 triliun. Kemudian, pada 2016 defisit berkurang menjadi Rp967 miliar karena penyaluran premium di sepanjang 2016 memberikan surplus pendapatan Rp2,7 triliun yang bisa mengurangi defisit penyaluran premium tahun sebelumnya.

Sementara, di 2017, defisit pendapatan pada Januari sebesar Rp253 miliar, sedangkan untuk estimasi defisit pendapatan Februari Rp165 miliar dan Maret sebesar Rp183 miliar. Jika ditotal dengan saldo di 2016, defisit pendapatan berada di level Rp1,5 triliun.

Pada penyaluran solar, di 2015 terdapat surplus pendapatan sebesar Rp2,7 triliun. Pada saldo akhir 2016, surplus pendapatan naik menjadi Rp2,8 triliun karena penyaluran solar di Januari hingga Juli memberikan surplus sementara pada Agustus sampai Desember menghasilkan defisit pendapatan.

Realisasi penyaluran solar pada Januari 2017 memberikan defisit pendapatan sebesar Rp1,09 triliun, sementara diestimasikan pada Februari terdapat tambahan defisit Rp1,1 triliun dan Maret Rp1,2 triliun. Bila ditotal dan dibayarkan menggunakan saldo 2016, defisit pendapatan menurun jadi Rp601 miliar untuk penyaluran solar di tiga bulan pertama 2017.

Diperkirakan, defisit pendapatan akibat penyaluran premium di tiga bulan ke depan sebesar Rp1,6 triliun dan solar Rp5,8 triliun. Perkiraan tersebut berdasarkan harga minyak US$45 per barel. Adapun, bila harga jual premium tetap hingga akhir tahun ini, defisit pendapatan diperkirakan menyentuh Rp6,5 triliun dan defisit lebih besar pada penyaluran solar yakni Rp18,3 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan dari formula yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), selisih harga jual saat ini lebih rendah dari keekonomian. Untuk premium, harga jual saat ini lebih rendah sekitar Rp450 hingga Rp500 per liter. Sementara, selisih lebih besar pada penyaluran solar subsidi yakni Rp1.150 lebih rendah dari harga seharusnya. Adapun, hingga kini premium masih dijual Rp6.450 per liter dan solar Rp5.150 per liter.

"Melihat selisihnya, premium Rp450 sampai Rp500 di bawah formula dan solar Rp1.150 per liter di bawah formula," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper