Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinkronisasi Pemerintah Pusat dan Pemda di Balikpapan

Provinsi Kalimantan Timur kembali menjadi tuan rumah rapat kordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Penumpang turun dari KM Labobar yang bertolak dari Pelabuhan Balikpapan saat tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/6)./Antara-Moch Asim
Penumpang turun dari KM Labobar yang bertolak dari Pelabuhan Balikpapan saat tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/6)./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Provinsi Kalimantan Timur kembali menjadi tuan rumah rapat kordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Adapun tema rapat kordinasi (Rakor) ini bertema Mendorong Strategi Kebijakan Diversifikasi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah untuk Menjaga Momentum Perbaikan Ekonomi Nasional. Rakor yang sama pernah dilaksanakan pada 2015 di Balikpapan.

Dody Budi Waluyo, Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia menuturkan materi yang ditetapkan dalam rakor ini akan diajukan untuk menjadi bahasan bagi pemerintah daerah dan pusat. Rakor ini juka akan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan.

"Besok akan membahas strategi koordinasi pemerintah pusat dalam percepatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur di daerah," ungkapnya di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kamis (13/7/2017).

Dody membeberkan rakor kali ini aman membahas pentingnya diversifikasi di Kalimantan Timur, kedaulatan energi, strategi kebijakan integrasi moda transportasi dan lain-lain. Bocorannya, rakor kali ini juga akan banyak membahas permasalahan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih sangat bergantung pada kekayaan alam.

Ada dua fenomena yang terjadi bagi negara-negara yang memiliki sumber daya alam (SDA) yang banyak. Dody menyebutkan fenomena pertama adalah negara yang memiliki banyak SDA, sejalan dengan kondisi ekonomi yang bertumbuh.

Fenomena kedua yakni resource curse. Dia mengungkakan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada SDA, tetapi Indonesja tidak mengalami resource curse, karena ekonomi Indonesia masih tumbuh pada kisaran 5%-5,2%, berbeda dengan negara di Timur Tengah yang tidak bisa memberdayakan resources nya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dia menyebutkan di Indonsia, fenomena resource curse terjadi di daerah yang kaya SDA seperti Kalimantan Timur, terlihat dari rasio diversifikasi yang rendah dan berujung pada kontraksi pertumbuhan ekonomi. Dody mengungkapkan rakor ini akan menjadi solusi untuk meningkatkan dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi daerah yang kaya akan sumber daya alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper