Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik 10% Tahun Lalu, Pemerintah Terus Pacu Industri Jamu dan Kosmetik

Kemenperin terus memacu pertumbuhan industri jamu dan kosmetik yang sampai saat ini telah mencatatkan kenaikan sebanyak 10% dibandingkan dengan tahun lalu dan menyerap tenaga kerja sebanyak 15 juta orang.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih membacakan sambutan pada acara Pembukaan Pameran Industri Kosmetik dan Jamu di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (1/8/2017)./JIBI
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih membacakan sambutan pada acara Pembukaan Pameran Industri Kosmetik dan Jamu di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (1/8/2017)./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Kemenperin terus memacu pertumbuhan industri jamu dan kosmetik yang sampai saat ini telah mencatatkan kenaikan sebanyak 10% dibandingkan dengan tahun lalu dan menyerap tenaga kerja sebanyak 15 juta orang.

Gati Wibawaningsih, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, menyampaikan bahwa industri farmasi, kosmetik, dan industri obat tradisional menjadi salah satu sektor andalan penggerak utama perekonomian pada masa depan. Hal ini mengingat industri tersebut merupakan sektor strategis dan potensial mengingat kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai tambah.

Kemenperin mencatat potensi industri kosmetik dalam negeri didukung melalui kekuatan sekitar 760 perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Industri ini menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 75.000 orang dan tenaga kerja tidak langsung 600.000 orang.

“Artinya, sektor ini tergolong padat karya, dan kami dorong agar juga berorientasi ekspor,” kata Gati di acara Pembukaan Pameran Industri Kosmetik dan Jamu di Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Adapun, produsen jamu saat ini terhitung mencapai 986 industri, yang terdiri dari 102 industri obat tradisional (IOT). Selebihnya adalah usaha kecil obat tradisional (UKOT) yang tersebar di wilayah Indonesia terutama di Pulau Jawa.

“Hingga saat ini, industri obat tradisional mampu menyerap lebih dari 15 juta tenaga kerja. Diperkirakan 3 juta di antaranya terserap di industri jamu yang berfungsi sebagai obat, kemudian 12 juta lainnya terserap di industri jamu yang telah berkembang ke arah makanan, minuman, kosmetik, spa, dan aromaterapi,” ujar Gati.

Industri jamu nasional sampai saat ini mengalami pertumbuhan sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. “Peta persaingan pasar industri jamu atau obat tradisional di Indonesia masih didominasi oleh produk dalam negeri,” imbuhnya. 

Sementara itu, Teddy Caster Sianturi, Direktur Industri Kimia Hilir Kemenperin mengungkapkan, pihaknya telah mendorong kepada industri kosmetik dan jamu agar terus meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan produk dalam negeri. ”Upaya ini diharapkan akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor,” ujarnya. 

Menurut Teddy, bahan baku industri kosmetik yang menggunakan sumber daya alam pada umumnya diperoleh dari dalam negeri. “Di Indonesia, terdapat 30.000 jenis tanaman herbal, tetapi baru 350 jenis yang sudah dimanfaatkan oleh industri,” tuturnya.

Di samping hal itu, penyediaan tenaga kerja yang terampil dapat dijawab dengan pengembangan program vokasi industri. “Program ini memiliki keterkaitan dan kesepadanan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, sehingga tenaga kerja lokal juga mampu bersaing di tingkat regional dan global,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper