Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Kota Belum Layak Disebut Kota, Ini Salah Satunya

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan masih banyak kota yang tidak layak disebut kota.
Bandara Supadio Pontianak/Twitter
Bandara Supadio Pontianak/Twitter

Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan masih banyak kota yang tidak layak disebut kota.

"Banyak kota yang dinilai belum layak menjadi kota. Kota-kota ini terpaksa menjadi kota karena menyandang status ibu kota provinsi atau kabupaten atau kota," ujar Bambang dalam seminar Kota Pintar di Universitas Podomoro di Jakarta, Senin (21/8/2017).

Banyak kota yang masih dianggap belum layak tersebut membuat banyak kota yang tidak lengkap infrastrukturnya, dan sebenarnya belum layak dijadikan kota.

Bambang memberi contoh Pontianak. Menurut Bambang, karena statusnya memang sudah mentereng sebagai Ibu Kota Kalimantan Barat.

"Tapi sebagai kota, Kota Pontianak terbilang ketinggalan dibanding Banjarmasin dan Balikpapan. Oleh karena itu kota ini mau diperbaiki juga," tambah Bambang.

Bambang menjelaskan, perbaikan kota ini tidak hanya pengembangan kota sebagai kota pintar yang dilengkapi dengan teknologi tetapi juga urusan sanitiasi hingga mengurangi banjir juga harus menjadi kebanggaan kota baru.

"Pembangunan kota juga harus memperhatikan aspek sosial dan juga ekonominya." Jelas Bambang.

Kota Baru

Pemerintah berencana mengembangkan beberapa kota baru seperti Pontianak, Sofifi dan Tanjung Seorang. Proyek kota baru yang dikembangkan Bappenas bukanlah membuat kota yang baru dari nol, melainkan meningkatkan kota yang sudah mempunyai posisi sebagai ibu kota ditata kembali dengan benar.

Bambang menyebut, konsep kota baru yang akan dibuat ialah dengan membuat kota baru yang lebih berkesinambungan.

"Jakarta sebagai kota besar bukan kota yang berkelanjutan. Air bersih di Jakarta kurang, pengolahan air limbah yang masih dua persen dari total wilayah dan belum lagi ancaman rob dan banjir." katanya

Rektor Universitas Podomoro Cosmas Batubara menjelaskan sesuai dengan paham Dr Sam Ratulangi dimana manusia berkumpul di situ ada kehidupan.

"Ternyata banyak pertumbuhan kota lebih cepat dari perencanaan itu sebabnya banyak daerah padat penduduk," kata Cosmas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper