Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Pangan Kabupaten Bandung Cukup Selama Bulan

Dinas Pertanian Kab Bandung memastikan persediaan pangan untuk daerahnya aman hingga empat bulan ke depan sekalipun 19 kecamatan dilanda kekeringan yang membuat produksi komoditas pangan menjadi tidak maksimal.

Kabar24.com, BANDUNG - Dinas Pertanian Kab Bandung memastikan persediaan pangan untuk daerahnya aman hingga empat bulan ke depan sekalipun 19 kecamatan dilanda kekeringan yang membuat produksi komoditas pangan menjadi tidak maksimal.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Tisna Umaran menyatakan, Kab Bandung menjadi daerah surplus pangan atau mengalami surplus lantaran kerja keras petani saat cuaca masih mendukung budidaya yang dilakukan atau kecerdikan petani dalam mengatasi hambatan cuaca agar mereka bisa tetap mendapatkan hasil dari lahan yang dikelolanya.

"Kekeringan yang melanda 16 Kecamatan, yakni Cikancung, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk dan 12 Kecamatan lainnya, sudah kita antisipasi kondisi pangannya.

Hingga sekitar 4 bulan ke depan, pangan kita aman," katanya, saat dihubungi Bisnis, Kamis (24/8/2017).

Bupati Bandung Dadang M Naser mengaku lega karena pangan di daerah yang dipimpinnya sudah surplus.

Dengan peringatan Hari Krida Pertanian (HKP), diharapkan muncul para petani yang memiliki cipta karsa dan karya untuk pembangunan di bidang pertanian dan pangan.

Pihaknya mendukung petani untuk peningkatan sektor ekonomi juga. Selain itu mendorong penyuluh pertanian, peternakan, pelaku utama dan usaha agribisnis untuk produktivitas sumberdaya secara lokal.

Sementara itu, dalam memperingati Hari Krida Pertanian ke-45, Tisna berharap, dapat menjadi momentum penting untuk melakukan konsolidasi, pengembangan, tukar informasi, apresiasi, kemitraan juga promosi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pertanian.

"Semoga HKP ini bisa jadi ajang kemitraan untuk pengembangan pertanian, serta mampu mewujudkan ketahanan pangan dengan peran kelompok wanita tani (KWT), melalui usaha tani mulai dari budidaya, masa panen, pengolaan dan pemasaran yang diharapkan bisa diekspor," ucapnya.

Dia melanjutkan, HKP yang diperingati setiap tanggal 21 Juni tersebut, harus berindikasi luas, baik untuk masyarakat, pemerintah juga sektor ekonomi. Menurutnya sektor pertanian di Kabupaten Bandung harus dikuatkan, salah satunya dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada.

"Pertanian ini sektor yang harus dikuatkan, karena menyangkut keberlangsungan kehidupan manusia. Saya harap program untuk peningkatan pertanian bisa didukung, termasuk bantuan untuk para petani kita," imbuh Bupati.

Kondisi lahan pertanian juga harus dikawal, tentu saja dengan pembinaan Dinas pertanian dan penyuluh tandasnya. Dengan pembinaan tersebut kata Dia, selain meningkatkan hasil pertanian, juga bisa berdampak bagi terbukanya peluang bisnis yang lebih luas.

"Kita harus pahami, lahan mana saja yg layak untuk sektor pertanian. Para pengusaha jangan seenaknya membuka lahan miring untuk sayur, karena jika wilayah ketinggian yang seharusnya ditanami pohon keras, tentu akan menyebabkan bencana," ujarnya.

KEKERINGAN
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Bandung memperkirakan separuh daerah di Jabar akan mengalami kemarau panjang. Masyarakat diminta mengantisipasi dampak dari kekeringan yang akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

Kepala BMKG Klas I Bandung, Tony Agus Wijaya mengungkapkan, sejauh ini belum ada indikasi akan turunnya hujan di daerah yang terdampak kekeringan tersebut. Prakiraan itu merupakan hasil pengukuran dan pengamatan citra satelit. Pada umumnya daerah di bagian utara Jawa Barat paling banyak mengalami kemarau panjang.

"Daerah itu antara lain Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, dan sebagian wilayah Garut," katanya.

Sedangkan, daerah seperti Bandung Raya, Bogor, Bekasi, Cianjur dan Sukabumi masih normal. Berdasarkan tinjauan citra satelit BMKG, di daerah-daerah tersebut masih ada hujan. Bahkan Tasikmalaya dan Ciamis masih berpotensi turun hujan sampai sekarang.

Menurutnya, di Jawa Barat hanya satu daerah yang sedang dilanda kekeringan ekstrim yakni wilayah Kabupaten Majalengka, tepatnya di Kecamatan Sukahaji karena selama 60 hari tidak pernah turun hujan. Dampaknya banyak sawah dan lahan pertanian termasuk rumah warga yang mengalami kesulitan diatribusi air bersih.

"Irigasi disana kurang banyak atau mata airnya tidak ada. Kalau untuk memastikan daerah yang mengalami kekeringan hebat, memang harus dilihat ke lokasinya langsung," ujarnya.

Berdasarkan prakiraan BMKG, pada akhir bulan Agustus ini menjadi puncak musim kemarau. Meski begitu, pada tahun ini menurutnya, tidak akan terjadi kemarau panjang. Justru kemarau pada tahun 2017 adalah kemarau yang sifatnya normal, artinya sama dengan rata-rata kemarau selama 30 tahun terakhir.

Jika dibanding musim kemarau tahun lalu tepatnya di tahun 2016, yang sering terjadi kemarau yang anomali sehingga kerap turun hujan disertai bongkahan es ukuran kecil. Awal musim hujan di Jawa Barat diperkirakan terjadi mulai Oktober ditandai dengan angin yang bertiup lebih kencang dari biasanya.

"Debu berterbangan mengganggu warga, dan bisa menimbulkan berbagai penyakit seperti batuk dan flu. Perkiraan kami, September nanti hujan mulai turun tapi untuk awal musim hujan akan terjadi pada Oktober mendatang," paparnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdi Ardia
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper