LAYANAN TELEKOMUNIKASI: Menaut Rindu dari Lautan

Anggara Pernando
Rabu, 30 Agustus 2017 | 23:08 WIB
Bagikan

Bisnis.com, SEMARANG – Matahari bersinar terik menyelimuti sisi pelabuhan rakyat Tanjung Emas, Semarang siang itu, Selasa, (29/8/2017). Delapan buruh panggul terlihat sibuk memindahkan muatan dari empat dump truck berwana merah ke dalam kapal. Beragam kebutuhan harian mereka bawa mulai air minum dalam kemasan, styrofoam hingga bahan-bahan pokok.

Di tengah kesibukan itu, seorang lelaki paruh baya terlihat duduk bernaung di bawah salah satu kapal motor. Ia terlihat memainkan jari di atas layar telepon genggam yang ada di tangannya. Lelaki itu mengenalkan dirinya Idham, (42), nahkoda kapal motor (KM) Laut yang tengah tertambat di pelabuhan.

Sudah sepekan lebih Idham tertahan di pelabuhan Tanjung Emas. Angin kencang dan ombak tinggi membuat Otoritas Pelabuhan Tanjung Emas mengeluarkan larangan berlayar untuk kapalnya yang menyeberang  menuju Ketapang. Padahal, ketika bersiap berangkat, Ia berencana merayakan Hari Raya Iduladha 2017 bersama keluarga di Ketapang. Larangan belayar ini membuat semua rencananya gagal.

“Sekarang mau bagaimana lagi. Saya terpaksa menunggu. Padahal kapal terisi penuh semenjak seminggu lalu,” kata Idham kepada Bisnis.com di Semarang, Rabu (30/8/2017).

Untuk mengobati rindu, Idham menjadi lebih rajin menghubungi keluaraga di Ketapang dengan telepon selular. Komunikasi jarak jauh, membuatnya tetap merasa dekat dengan keluarga. Apalagi sekarang, dengan kecepatan akses internet di jaringan 4G dari operator Telkomsel yang ia pakai, menjadikan komunikasi video relatif lancar dilakukan dengan keluarga. Idham mengatakan pertama kali menggunakan operator ini pada awal 2000an.

Dia mengatakan pilihan operator Telkomsel mempertimbangkan dukungan jangkauan yang diberikan. Sang nahkoda mengatakan meski tidak di sepanjang perjalanan, dia masih mampu menemukan sinyal yang cukup baik meski sudah tidak di daratan.

“Signal masih ada hingga lintang 6 derajat, kalau yang 4G bisa mendekat ke Karimunjawa [Jepara],” katanya.

GAYA HIDUP

General Manager Sales Telkomsel Region Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng & DIY) Djony Heru Suprijatno mengatakan saat ini pihaknya terus memperkuat jaringan. Saat ini 99% wilayah Jateng dan DIY telah terlayani perusahaan. Perusahaan juga mulai menyasar pada daerah pinggiran maupun area yang belum terlayani.

“Sekarang kami fokus di blue ocean. Terutama di pulau-pulau yang terdapat penduduk atau pendukung wisata,” katanya.  

Heru mengatakan untuk membuka akses pemerataan lebih cepat, pihaknya menyiapkan jaringan 3G untuk kawasan terluar itu. Sedangkan untuk wilayah strategis dan pendukung pariwisata, jaringan 4G lebih diutamakan.

“Seperti Karimunjawa menjadi semakin dikenali keindahannya. Banyak turis internasional ke situ lalu posting dan mem-viral-kan melalui media sosial, baik video maupun foto. Kami satu-satunya operator yang menghadirkan jaringan 4G di sana,” lanjutnya.

Penguatan jaringan juga tercermin dengan pertumbuhan pemakaian data. Menurut Heru, pertumbuhan trafik data melonjak hingga 160%, sedangkan cakupan pelanggan mencapai 20 juta dari 36,5 juta penduduk Jawa Tengah. Dari jumlah penduduk itu, 60% di antaranya merupakan pengguna layanan data.

Tidak hanya layanan data dan internet, pelanggan Telkomsel juga memanfaatkan kemudahaan sebagai alat pembayaran elektronik hingga layanan hiburan.  

Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel dalam kesempatan terpisah menyatakan pihaknya fokus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Tidak hanya layanan suara dan data, pihaknya juga berupaya menjadikan layanan keuangan digital sebagai salah satu sumber pertumbuhan.

Layanan data serta keuangan digital tumbuh signifikan setiap tahunnya. Untuk itu, perusahaan menargetkan dapat tumbuh doubel digit hingga akhir 2017 nanti. Dia mengatakan untuk pelanggan saat ini mencapai 175 juta pelanggan.

"[Bisnis] Data lebih kecil [dari sisi pendapatan] tapi pertumbuhan [pengguna] lebih besar. Nanti [diperkirakan pendapatan dari data] lebih besar," katanya. 

Meski tumbuh di atas industri, Ririek mengungkapkan pendapatan perusahaan saat ini ditopang oleh layanan dasar yakni suara dan pesan singkat yang mencapai 58% dari pendapatan bisnis. Sementara itu, untuk layanan data dan pengembangan lainnya  42%. 

Untuk uang elektronik sendiri, Telkomsel telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang sebagai alat bayar di Bus Rapid Transit (BRT) Semarang melalui T-cash Pass. Selain itu, perusahaan pelat merah ini juga menyediakan layanan uang elektronik untuk remitansi bagi Tenaga Kerja Indonesia di Singapura. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper