Pencegahan Karhutla: Libatkan Perguruan Tinggi Ajarkan Pencegahan Sejak Dini

Paradigma lebih baik mencegah daripada memadamkan terus digalakkan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya (stake holders) terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sering terjadi di Indonesia, khususnya wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Paradigma lebih baik mencegah daripada memadamkan terus digalakkan pemerintah dan pemangku kepentingan  lainnya (stake holders) terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sering terjadi di Indonesia, khususnya wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Tak ingin mengulang sejarah bencana karhutla yang cukup parah pada 2015 lalu, sekarang semua pihak bahu-membahu mengupayakan pencegahan karhutla. Langkah bersama antara pemerintah, swasta, akademisi dan tak terkecuali masyarakat setempat diyakini dapat membuat upaya pencegahan berhasil.

PT Minamas Gemilang (Minamas Plantation), perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, juga melakukan upaya bersama dengan menggandeng perguruan tinggi di wilayah operasi perusahaan. Salah satunya dengan Universitas Jambi (Unja) di Provinsi Jambi dan Universitas Sriwijaya di Provinsi Sumatra Selatan. Yang sebelumnya telah menjalin kerjasama dengan Universitas Riau (Unri) dan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam).

Program kerjasama dengan Unja merupakan program lanjutan yang kembali dilakukan di daerah Sumatra. Pada tahun 2015, Jambi merupakan wilayah dengan titik hotspot terbanyak yang dampak dari hal tersebut menimbulkan banyak kerugian berbagai pihak.

9 Agustus 2017, program kerjasama dengan Universitas Jambi ditandatangani, di mana para peneliti dan ilmuwan dari Universitas Jambi nantinya selama 6 bulan akan berbagi pengetahuan dan keahlian dalam menemukan solusi tuntas penanggulangan bencana asap melalui pendekatan masyarakat.

Sebagai perusahaan yang memiliki unit operasional di Jambi, hal ini membuat Minamas tergerak untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut.

Dengan mereplikasi kesuksesan program sebelumnya, diharapkan hal tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat Jambi khususnya.

Hal serupa juga dilakukan Minamas di Sumatra Selatan. Bersama dengan Universitas Sriwijaya, PT Guthrie Pecconina Indonesia, yang merupakan anak perusahaan Minamas Plantation di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, akan memberdayakan 5 Desa, yaitu Desa Rantau Panjang, Desa Karang Ringin II, Desa Ulak Seberau dan Desa Karang Anyar di Kecamatan Lawang Wetan, serta Desa Gajah Mati di Kecamatan Sungai Keruh.

Para peneliti dan ilmuwan dari Universitas Sriwijaya akan berbagi pengetahuan dan keahlian dalam menemukan solusi tuntas bencana asap.

Mereka akan melakukan kegiatan pendampingan dan hidup di tengah-tengah masyarakat, mengidentifikasi daerah rawan kebakaran dan faktor-faktor terjadinya pembakaran Iahan setiap tahunnya, sehingga diharapkan pada akhir program akan ditemukan pendekatan yang tepat sasaran dan dapat diterapkan sebagai solusi jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.

Perubahan perilaku masyarakat dalam membuka lahan terlihat pada program-program sebelumnya. Sehingga para akademisi dan tim pendamping dari universitas ingin memperluas cakupan dengan memberikan pemahaman karhutla (kebakaran hutan dan lahan) sejak di bangku sekolah. Mereka akan bergantian memberikan pemaparan dan penjelasan ke sekolah-sekolah di 5 Desa.

“Pentingnya pendidikan sejak dini mengenai karlahut secara tidak langsung membentuk perilaku anak-anak sehingga ketika mereka dewasa, pemikiran mengenai tata kelola Iahan berkelanjutan dengan metode zero-burning sudah menjadi pengetahuan mendasar yang mereka milki,” ujar Presiden Direktur PT. Minamas Gemilang, Haryanto Tedjawidjaja.

“Di samping itu, program kami sejaian dengan Program Pencegahan Kebakaran Hutan Berbasis Klaster yang sedang digalakkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian baru-baru ini,” lanjut Haryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper