Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Rumah Tapak, Kawasan Kaliurang Paling Diincar

Portal properti, Rumah.com mencatat saat ini, wilayah rumah tapak yang paling diincar di wilayah Yogyakarta mencakup kawasan Kaliurang atau ring road utara dengan harga jual per meter persegi yang lebih rendah.
Rumah tapak/Istimewa
Rumah tapak/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Portal properti, Rumah.com mencatat saat ini, wilayah rumah tapak yang paling diincar di wilayah Yogyakarta mencakup kawasan Kaliurang atau ring road utara dengan harga jual per meter per segi yang lebih rendah.

Country Manager Rumah.com Wasudewan mengatakan kawasan lain yang menjanjikan antara lain Sleman dan Bantul. Khusus untuk Sleman Barat, kata dia ada dua hal yang menjadi penunjang kenapa saat ini pencari rumah tertarik dengan area ini.

"Pertama, kontur tanah di Sleman Barat masih datar sehingga memungkinkan untuk pengembangan kawasan perumahan landed house," katanya Minggu (8/10/2017).

Kedua, lanjutnya, lantaran infrastruktur di Sleman Barat sudah sangat mendukung. Terlebih ke depannya Sleman Barat akan menjadi lokasi yang sangat strategis seiring dengan rencana dibangunnya jalan tol dari Yogyakarta ke Semarang.

Rencana pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kabupaten Kulonprogo membuat kawasan Wates—Ibu Kota Kulonprogo—dan sekitarnya juga mulai dilirik pengembang maupun pencari properti. Pembangunan bandara tersebut dimulai pada Januari tahun ini, dan ditargetkan selesai pada April 2019.

Tercatat hingga tahun 2013, lahan di sekitar lokasi bakal bandara yang baru berada pada kisaran Rp300 ribu per m2. Padahal, di awal rencana Pemerintah Daerah memindahkan lokasi bandara sekitar tahun 2009-2010, harga lahan di wilayah tersebut masih dibanderol Rp50-75ribu per meter persegi.

Wasudewan memperkirakan seiring dengan pembangunan yang tengah berjalan, kenaikan harga lahan di sekitar lokasi bandara baru bisa naik mencapai 900 persen atau dari Rp50 ribu menjadi Rp500 ribu.

Harga Rumah

Data Rumah.com Property Index mencatat bahwa pada kuartal II-2017, harga rumah tapak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan rentang di bawah Rp600 juta mencapai Rp4,23 juta per meter persegi. Naik sebesar 2,11% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Jika dilihat dari kuartal-IV 2016, harga memang cenderung mengalami tren kenaikan hingga puncaknya berada di kuartal-II tahun ini. Salah satu faktor yang menyebabkan harga rumah tapak naik secara konsisten adalah karena daerah tersebut merupakan tujuan wisata utama di Indonesia selain Bandung, dan Bali.

Tren positif dari sektor pariwisata ini turut menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 0.20% pada kuartal I-2017, berbanding lurus dengan kenaikan harga rumah tapak pada kuartal yang sama sebesar 0,96% (quarter on quarter).

"Di samping itu, DIY memang menyimpan potensi besar di sektor properti khususnya rumah tapak. Pasalnya, daerah ini adalah kawasan wisata dan pusat pendidikan yang selalu memiliki daya tarik bagi pendatang untuk tinggal atau sekedar berinvestasi, "imbuhnya.

Potensi tersebut lantas membuat bisnis residensial di Yogyakarta kian prospektif. Bahkan pembeli dari luar Kota Pelajar ini diperkirakan mencapai 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper