Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Genjot Program Santripreneur

Kementerian Perindustrian gencar menciptakan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur.
Ilustrasi kegiatan salah satu pesantren di Jawa Timur./Antara
Ilustrasi kegiatan salah satu pesantren di Jawa Timur./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian gencar menciptakan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur agar para lulusannya nanti dapat turut mendorong penumbuhan industri kecil menengah (IKM).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, dalam kurun waktu 2013-2015, pihaknya melalui Ditjen IKM telah membina beberapa Ponpes lewat program pelatihan yang tematik dengan disesuaikan keperluan dan potensi industri saat ini.

"Untuk meningkatkan skala ekonomi IKM, kami juga melakukan pendampingan yang memastikan adanya jaminan produk, keamanan dan standar. Selain itu, kami mendorong pemanfaatan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian digital melalui pengembangan e-smart IKM," ujar Airlangga melalui keterangannya di Jakarta, Senin (9/10/2017).

Kekuatan Ponpes, terlihat dari data Kementerian Agama, yang menunjukkan jumlah Ponpes di Indonesia sebanyak 27.290 lembaga dengan jumlah santri mencapai 3,65 juta orang pada tahun 2014.

Kemenperin mencatat jumlah IKM tumbuh mencapai 165.983 unit pada 2016 atau meningkat 4,5% dibandingkan dengan 2015.

Sementara pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit dengan menyerap tenaga kerja 400.000 orang.

"Dengan pencapaian yang cukup besar, IKM memiliki peran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial, dan berkontribusi pada pengembangan sektor swasta yang dinamis," tegas Menperin.

Airlangga berharap pelaksanaan bimtek di lingkungan Ponpes mampu memupuk jiwa kewirausahaan para santri, sehingga mereka setelah lulus mampu menjadi pelaku IKM baru yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islami dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Misalnya, yang digelar di Ponpes Sunan Drajat dengan jumlah santri sebanyak 12.000 orang (5.500 putra dan 6.500 putri) serta tenaga pendidik hingga 1.041 orang.

Pada acara Bimtek di Ponpes Sunan Drajat, para peserta mendapatkan berbagai materi, sepeti motivasi kewirausahaan, penjelasan mengenai Aplikasi Si Apik dari Bank Indonesia Jawa Timur.

Kemudian, pembekalan materi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Klinik HKI Ditjen IKM serta materi Desain Kemasan dan Merek dari Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Industri Makanan dan Minuman dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

Pada acara Serah Terima Bantuan Mesin dan Peralatan Bagi IKM, Kemenperin memberikan fasilitas berupa Chest Freezer, Blender, Mesin Penggiling Daging, Meat Balls Mixer, Mesin Pencetak Bakso, Kompor Gas High Pressure Full Set, Hand Sealer 200m, Hand Sealer 300m, dan Mesin Vacuum.

Kegiatan yang berlangsung hingga 13 Oktober 2017 diharapkan mampu meningkatkan keterampilan, kualitas produk, dan produktivitas kewirausahaan bagi para santri di lingkungan Ponpes, khususnya di Ponpes Sunan Drajat.

"Program pengembangan produk pangan olahan ikan ini diharapkan produknya dapat memenuhi kebutuhan internal ponpes, hingga mampu menembus pasar lokal dan nasional  atau bahkan internasional," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper