Developer Aplikasi Lokal Terlalu Idealis dan Tidak Paham Pasar

Pandu Gumilar
Selasa, 10 Oktober 2017 | 08:22 WIB
Samsung Galaxy Note 7/Antara
Samsung Galaxy Note 7/Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Idealisme pengembang lokal sering menjadi batu sandungan perkembangan industri aplikasi Indonesia, padahal aplikasi lokal bisa mengambil peluang dari kebijakan konten lokal pemerintah.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan produsen ponsel dan gawai lain bisa menjadikan aplikasi lokal sebagai alternatif untuk memenuhi syarat tingkat kandungan dalam negeri minimal 30% bagi produk berteknologi 4G LTE.

"Perihal TKDN, kan bisa komponen hardware atau software pada perangkat ponsel," kata Rudiantara di acara Indonesia Next Apps 4.0 yang digelar Samsung, Senin (9/10).

Dia meminta Samsung mempertimbangkan mendorong penggunaan aplikasi yang dibangun oleh pengembang lokal dalam ponsel pintar Samsung.

IT & Mobile Content Manager Dolly Surya Wisaka PT Samsung Electronics Indonesia mengatakan ada proses yang perlu dijalani sebelum merealisasikan penggunaan aplikasi lokal dalam ponsel Samsung.

"Baik software, hardware, atau aplikasi ada penilaian-penilaian yang perlu dilakukan untuk masuk kategori TKDN," kata Dolly.

Peluang adopsi konten lokal sangat terbuka karena banyak kemampuan pengembang lokal tidak kalah dengan pengembang global, misalnya pengembang lokal mulai mengombinasikan aplikasi dengan kecerdasan buatan.

"Permasalahan developer lokal adalah mereka terlalu idealis. Itu karena mereka tidak mengetahui kebutuhan market. Tapi saat ini tren itu sudah mulai berubah," kata Dolly.

Ekonomi Indonesia mulai berpindah dari komoditi ke servis pelayanan. Rudiantara mendorong agar pengembang lokal mulai menyasar hal tersebut dengan melahirkan aplikasi yang kreatif.

"Tiga tahun lalu sektor keuangan tumbuh dua digit. Sekarang turun, kurang dari dua digit. Justru komunikasi digital yang tumbuh di kuartal ketiga kemarin," kata pria kelahiran Bogor itu.

Dia berharap pengembang lokal mampu mendorong ekonomi ke arah layanan digital, karena saat ini publik tidak bisa lepas dari DNA (Device, Network, Application).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Pandu Gumilar
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper