Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Tegaskan Mandat Jinakkan Laju Inflasi

Bank Indonesia menegaskan mandatnya dalam 'menjinakkan' laju inflasi di tengah aksi pelonggaran kebijakan agresif yang dinilai masih belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Petugas mengangkut tumpukan uang kertas pada bagian pelayanan perkasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/6)./Antara-Moch Asim
Petugas mengangkut tumpukan uang kertas pada bagian pelayanan perkasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/6)./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menegaskan mandatnya dalam 'menjinakkan' laju inflasi di tengah aksi pelonggaran kebijakan agresif yang dinilai masih belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam wawancara dengan Bloomberg, Selasa (10/10/2017), Deputi Bank Indonesia Gubernur Perry Warjiyo mengatakan inflasi akan terus menjadi fokus utama bank sentral sesuai target yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Kami akan terus menjangkar kebijakan suku bunga dan kebijakan moneter BI untuk mendukung target itu," tegas Perry.

Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuannya, 7 Day Repo Rate, sebanyak dua kali berturut-turut di tengah kondisi inflasi rendah. Dengan demikian, BI telah melakukan delapan kali pemotongan suku bunga sejak awal tahun lalu.

Sementara itu, ekonomi Indonesia masih tumbuh di kisaran 5% pada dua kuartal terakhir atau tetap berada di bawah target Presiden Joko Widodo 7% yang dikemukakannya saat pertama kali menjabat tiga tahun lalu.

Hingga September, laju inflasi tahunan Indonesia mencapai 3,7% atau sesuai dengan kisaran yang disasar BI, yakni 3-5%. Ke depan, Perry menuturkan target ini bertujuan untuk menjinakkan laju inflasi dalam negeri karena BI akan mempersempit targetnya hingga 2%-4% pada 2020.

"Seiring ekonomi kita yang memasuki fase inflasi yang sebanding dengan negara-negara berkembang," katanya.

Hingga saat ini, Perry mengungkapkan kebijakan pengaturan suku bunga BI masih berada dalam posisi netral. Dia menambahkan dalam hal likuiditas dan pengaturan makro prudensial bank sentral
lebih akomodatif.

Ke depan, BI akan tetap melakukan intervensi dalam pasar nilai tukar untuk menopang posisi rupiah. Namun, dia menuturkan BI tidak menetapkan target tertentu terhadap nilai tukar rupiah. Minggu lalu, rupiah menyentuh level 10 bulan terendah terhadap dolar AS setelah aksi jual investor asing terhadap surat utang pemerintah dan saham.

Perry menambahkan bank sentral mungkin akan melakukan intervensi jika nilai tukar riil menyimpang dari tingkat fundamental atau ada risiko bahwa inflasi meleset dari target. "Sekali lagi, kami tidak menargetkan level tertentu tetapi hanya memberikan sinya kepada pasar apabila nilai tukar terlalu kuat atau terlalu rendah," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper