Kanker paru/medicinenet.com
Health

Metode Baru Memperpanjang Harapan Hidup pasien Kanker Paru

Nindya Aldila
Kamis, 12 Oktober 2017 - 03:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kini para ahli pengobatan kanker tengah menggodok metode pengobatan yang bermanfaat untuk memperpanjang kesempatan hidup pasien, terutama pasien kanker paru.

Spesialis patologi anatomi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Evalina Suzana mengatakan salah satu metode pengobatan yang tengah berkembang saat ini adalah imunoterapi. Dalam metode ini, kemampuan sel imun untuk mengenali sel kanker.

Terapi ini pertama kali disetujui untuk menjadi pengobatan kanker prostat pada 2010.

Sementara pada pertengahan 2016, Food and Drug Administrastion Amerika Serikat memberikan lisensi kepada penghambat PD-1 (program death-1) dan PD-L1 (program death-Ligand1).

Di Indonesia, terapi ini dikenal dengan pembrolizumab. Terapi ini dapat mengaktifkan kembali sel imun sehingga dapat mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker.

Salah satu yang paling mutakhir, pengobatan ini dimanfaatkan untuk pengobatan pasien kanker paru, jenis kanker yang dianggap memiliki harapan hidup paling rendah, yakni 30% dalam harapan hidup satu tahun.

Namun, tak bisa sembarang pasien bisa mendapatkan terapi ini. Sebelum diberi imunoterapi, pasien harus menjalani pemeriksaan biomarker PD-L1.
Jika PD-L1 terbukti positif, maka sel kanker akan merespon dengan baik pengobatan pembrolizumab.

“Hasil penelitian menunjukkan, lebih dari 50% pasien kanker paru yang diberikan pembrolizumab memiliki harapan hidup lebih panjang. Untuk itu saat ini, pemeriksaan PD-L1 sudah menjadi standar diagnostik untuk kanker paru,” ujarnya.

Kendati teruji dapat memperpanjang harapan hidup pasien dibanding kemoterapi, yang paling penting dalam terapi ini adalah meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Jika ditemukan pasien kanker paru, maka periksalah jenis sel kankernya. Jika jenis sel kanker paru bukan sel kecil, maka segera lakukan tes PD-L1,” tuturnya.

Hingga saat ini, pengobatan untuk pasien kanker paru masih dalam tahap uji klinis di luar negeri, jika protokol internasional sudah keluar, maka Indonesia bisa segera melakukan uji klinis.

Sebagai kelanjutan standar diagnostic tes PD-L1, saat ini sedang berlangsung pelatihan di 14 pusat patologi anatomi di rumah sakit kelas A (tersier) di seluruh Indonesia. “Diharapkan dalam sebulan sampai dua bulan ini rumah sakit tersebut sudah bisa melakukan tes PD-L1,” ujar Evalina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro