Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Darmin Yakin Pertumbuhan Ekonomi di Kisaran 5,4%

Pertumbuhan ekonomi diyakini bisa di atas 5% bahkan bergerak mendekati 5,4%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan investasi dan ekspor yang tumbuh baik mendorong pertumbuhan ekonomi./JIBI-Abdullah Azam
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan investasi dan ekspor yang tumbuh baik mendorong pertumbuhan ekonomi./JIBI-Abdullah Azam

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi diyakini bisa di atas 5% bahkan bergerak mendekati 5,4%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan keyakinan tersebut berdasarkan pada investasi dan ekspor yang tumbuh baik.

“Walaupun kalau month-on-month mungkin  pertumbuhan tidak terlalu tinggi lagi, tapi kalau year-on year masih tinggi pertumbuhan ekspornya,” kata Darmin, di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (16/10/2017).

Dalam hal ini, Darmin menjelaskan banyak faktor penentu yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi seperti investasi, konsumsi rumah tangga, ekspor impor dan belanja pemerintah.

Disisi lain, masih ada sejumlah hal yang tampaknya masih perlu ditingkatkan seperti belanja pemerintah, penerimaan negara dan kredit. “Belanja pemerintah memang belum terlalu baik,  tapi tetap tumbuh cukup baik, lebih tinggi dibanding tahun lalu,” katanya.

Dari sisi kredit, Darmin mengakui perlu extra effort untuk meningkatkan pertumbuhan kredit, sehingga bisa berkontribusi untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

“Kami lihat bahwa perkembangan ekonomi masih baik, memang tidak terlalu menggembirakan dari segi penerimaan pemerintah, tumbuh loh, lebih baik dari tahun lalu tapi tidak seperti yang diharapkan. Kedua, kredit tumbuhnya kalo yoy bergerak pada 8 sampai 9%, artinya untuk menopang PE yang lebih tinggi seperti yang diperkirakan, agak susah.”

Kendati demikian, Darmin tetap optimis jika pertumbuhan ekonomi tahun ini kemungkinan akan bergerak di angka 5,4% meski laporan World Bank dan IMF menyebutkan jika proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sampai pada angka 5,2%.

“Memang World Bank atau IMF misalnya menurunkan ke arah 5,2% itu karena mereka melihatnya bahwa kita tidak adjust harga BBM, sehingga dianggap subsidinya agak terlalu besar. Makanya dia [IMF WB], menurunkan [proyeksi] dari 5,3 menjadi 5,2%.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper