Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jajaki Kerja Sama Dengan Dubai, BEI Serius Kembangkan Pasar Modal Syariah

Bursa Efek Indonesia serius untuk membuka pasar modal syariah yang ditargetkan bisa diproses dalam 9 bulan ke depan.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio (kedua kanan) bersalaman dengan VP & Deputy Head of Operation Division Dubai Financial Market saat kunjungan ke Dubai Financial Market, Minggu (29/10/2017). Pasar modal syariah terbesar dunia di DFM dibuka mulai hari Minggu sampai dengan Kamis setiap pekannya dan libur pada Jumat-Sabtu.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio (kedua kanan) bersalaman dengan VP & Deputy Head of Operation Division Dubai Financial Market saat kunjungan ke Dubai Financial Market, Minggu (29/10/2017). Pasar modal syariah terbesar dunia di DFM dibuka mulai hari Minggu sampai dengan Kamis setiap pekannya dan libur pada Jumat-Sabtu.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia serius untuk membuka pasar modal syariah yang ditargetkan bisa diproses dalam 9 bulan ke depan.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengungkapkan pihaknya menerima inisiatif dari Kadin Indonesia untuk mengembangkan secara khusus industri pasar modal syariah yang lebih mandiri.

Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia mengadakan kunjungan ke Dubai Financial Market untuk menjajaki kerja sama guna memperkuat pengembangan pasar modal syariah baik dari sistem maupun produknya.

" Kami siap memfasilitasi inisiatif Kadin untuk mendirikan pasar modal syariah. Bukan untuk head to head dengan konvensional, tapi sebagai pelengkap agar industri pasar modal semakin kaya pilihan dan variatif," ujarnya di sela-sela kunjungan ke Dubai Financial Market, Minggu (30/10/2017)..

Tito menegaskan pihaknya berkomitmen untuk membesarkan pasar modal syariah, dan mengharapkan dukungan dari para pemangku kepentingan terkait terutama dari Pemerintah dan masyarakat investor.

Dia menargetkan, apabila tidak ada kendala nonteknis, pasar modal syariah bisa berdiri dalam 9 bulan ke depan, karena infrastrukturnya sudah tersedia, tinggal diperkuat saja.

"Bisa kita bangun pasar modal syariah ini di Jawa Timur. Kalau dulu ada Bursa Efek Surabaya malah jadi saingan dengan BEJ. Sekarang saya yakin jika berdiri pasar modal syariah maka akan jadi komplementer, karena kondisi market kita saat ini sudah berkembang lebih baik."

Tito menilai salah satu contoh pasar modal syariah yang bisa dijadikan rujukan adalah Dubai yang sistem, infrastruktur produknya berkembang dengan baik.

"Bahkan kami berkomitmen untuk bekerja sama mengembangkan pasar modal syariah global agar bisa tumbuh cepat. Kami optimistis pasarnya besar, dan tidak terbatas hanya untuk muslim.

"Saat ini kapitalisasi pasar modal syariah global masih sangat kecil, dibandingkan dengan satu perusahaan saja seperti Google. oleh karena itu pengembangan industri syariah glibal ini harus bersama-sama. Termasuk kita sudah bicara dengan Malaysia."

Sementara itu, VP & Deputy Head of Operation Division Dubai Financial Market mengungkapkan penetrasi industri syariah cukup besar di mana banyak negara mengembangkan halal industri dan keuangan syariah seperti China dan Jepang.

Menurutnya, pasar modal syariah ini berkembang sesuai dengan karakteristik di setiap negaranya, termasuk di Indonesia yang memiliki populasi terbesar kelima dunia.

"Kami di Dubai telah serius mengembangkan pasar modal syariah sejak direstrukturisasi pada 2006 sehingga menjadi bursa saham syariah pertama di dunia."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper