Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemitraan Korporasi Sawit-Perkebunan Rakyat Harus Fokus pada Produktivitas

Kemitraan antara perusahaan dan perkebunan sawit rakyat harus fokus pada peningkatan produktivitas dan tata kelola sawit yang berkelanjutan.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) dan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Dodi Reza Alex (kiri) berbincang di tengah perkebunan sawit usai peluncuran penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat (13/10)./ANTARA-Nova Wahyudi
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) dan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Dodi Reza Alex (kiri) berbincang di tengah perkebunan sawit usai peluncuran penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat (13/10)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, BADUNG, Bali -- Kemitraan antara perusahaan dan perkebunan sawit rakyat harus fokus pada peningkatan produktivitas dan tata kelola sawit yang berkelanjutan.

Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Bambang Aria Wisena mengatakan saat ini rata-rata produktivitas perkebunan sawit rakyat masih rendah, yakni di bawah 18 ton tandan buah segar (TBS) per hektare per tahun. Padahal, yield perkebunan sawit besar bisa mencapai 30 ton TBS per ha per tahun.

"Untuk mempersempit kesenjangan produktivitas ini, strategi terbaik adalah kemitraan antara perusahaan dengan perkebunan rakyat," katanya di sela-sela International Palm Oil Conference (IPOC) 2017 di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2017).

Dia optimistis, dengan pola kemitraan yang kuat, yield perkebunan rakyat juga akan terdongkrak naik. Implikasi selanjutnya, daya saing mereka juga akan lebih kuat.

Kemitraan sekaligus menepis keraguan perusahaan skala besar meninggalkan perkebunan rakyat. Ke depan, pengelolaan perkebunan juga seharusnya menjadi perhatian penting, termasuk dalam hal penyediaan bibit dan pendanaan yang cukup untuk program replanting.

“Tema-tema ini akan dibahas dalam konferensi sawit internasional yang ke-13 ini," kata Bambang.

Dengan pola kemitraan itu pula dia meyakini tuntutan global agar industri kelapa sawit nasional semakin berkelanjutan akan terjawab.

Dalam kesempatan yang sama, pakar gambut sekaligus Direktur Tropical Peat Research Institute (TPRI) Serawak Malaysia Lulie Melling menyampaikan pujian dan dukungannya terhadap industri kelapa sawit di Indonesia.

"Kemitraan antara perusahaan dengan perkebunan rakyat akan menjamin tata kelola yang berkelanjutan, termasuk tata kelola perkebunan masyarakat di lahan gambut," katanya.

Untuk membahas isu kemitraan ini, IPOC 2017 juga mengundang perwakilan petani sawit untuk berbicara dalam konferensi sawit terbesar di dunia tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper