Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM: Perjanjian Jual Beli Listrik 600 MW dari Energi Terbarukan Diteken Pekan Depan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pada pekan depan akan dilaksanakan penandatangan jual beli listrik berbasiskan energi terbarukan dengan total kapasitas 600 megawatt.
Pembangkit/Ilustrasi
Pembangkit/Ilustrasi

Bisnis.com JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pada pekan depan akan dilaksanakan penandatangan jual beli listrik berbasiskan energi terbarukan dengan total kapasitas 600 megawatt.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan pemerintah terus menggenjot pemanfaatan energi terbarukan. Pasalnya, pemerintah telah berkomitmen dalam COP21 untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025.

Saat ini, lanjutnya, bauran energi terbarukan untuk pembangkit listrik sudah mencapai 10% hingga 11% dari bauran energi nasional. Pada 2025, dia menargetkan bauran energi terbarukan untuk pembangkit listrik akan mencapai 20%.

Menurutnya, pada tahun ini telah ada kontrak jual beli listrik (power purchase aggreement/PPA) untuk membangun pembangkit berbasis energi terbarukan seperti solar, air dan angin sebesar 623 megawatt. “Minggu depan kita akan teken 600 MW. Ini di luar geothermal,” katanya di Bursa Efek Indonesia, Selasa (7/11/2017).

Jonan menambahkan jika ditambah dengan geothermal maka pada tahun ini saja pembangunan pembangkit listrik berbasiskan energi terbarukan mencapai 1,5 gigawatt. Menurutnya, angka tersebut besar sekali. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan energi terbarukan agar tidak menambah polusi semakin banyak.

Bisnis mencatat, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan segera menandatangani PPA sembilan proyek pembangkit EBT dengan kapasitas total sekitar 640,65 megawatt.

Pada awal November, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan dari kesembilan proyek pembangkit EBT tersebut tujuh di antaranya merupakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM). Sisanya adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

"Ini menunjukkan investasi di sektor EBT makin menarik," ujarnya, Kamis (2/11).

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Someng mengungkapkan investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek tersebut mencapai Rp20,41 triliun.

"Paling lama COD [commercial operation date atau tanggal operasi komersial] tahun 2020, di Cikaso. Kincang akhir tahun ini. Tanjungtirta tahun depan. Di 2019 Cibanteng, Bakal Semarak Bone Bolango dan Koko Babak," ujarnya.

Berikut sembilan lokasi pembangkit listrik yang akan dibangun:

1. PLTA Poso Peaker, Sulawesi Tengah. Kapasitas 515 MW. Nilai investasi Rp11,12 triliun.

2. PLTP Rantau Dadap, Sumatera Selatan. Kapasitas 86 MW. Nilai investasi Rp8,2 triliun.

3. PLTM Bakal Semarak, Sumatera Utara. Kapasitas 5 MW. Nilai investasi Rp125,64 miliar.

4. PLTM Cibanteng, Jawa Barat. Kapasitas 4,2 MW. Nilai investasi Rp71,4 miliar.

5. PLTM Cikaso 3, Jawa Barat. Kapasitas 9,9 MW. Nilai investasi Rp182,21 miliar.

6. PLTM Tanjungtirta, Jawa Tengah. Kapasitas 8 MW. Nilai investasi Rp201,6 miliar.

7. PLTM Kincang1, Jawa Tengah. Kapasitas 0,35 MW. Nilai investasi Rp9,14 miliar.

8. PLTM Bone Bolango, Gorontalo. Kapasitas 9,9 MW. Nilai investasi Rp416,47 miliar.

9. PLTM Koko Babak, Lombok. Kapasitas 2,3 MW. Nilai investasi Rp86,79 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper