Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imam Besar New York Asal RI Galang Dana Pembangunan Pesantren di Amerika

Nama Shamsi Ali dikenal sebagai Imam di Islamic Cultural Centre of New York, Masjid terbesar di New York. Di sana, lelaki Kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan ini dikenal sebagai mubaligh sekaligus sebagai Presiden Nusantara Foundation.
Suasana Masjid di Birmingham, Inggris./Reuters-Ilustrasi
Suasana Masjid di Birmingham, Inggris./Reuters-Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Nama Shamsi Ali dikenal sebagai Imam di Islamic Cultural Centre of New York, Masjid terbesar di New York. Di sana, lelaki Kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan ini dikenal sebagai mubaligh sekaligus sebagai Presiden Nusantara Foundation.

Melalui Nusantara Foundation, pihaknya kini tengah melakukan penggalangan dana untuk membangun pesantren pertama di bumi Amerika bernama 'Pondok Nusantara Madani USA'.

Melalui situs galang dana Kitabisa.com,Ali mengajak umat Islam di Indonesia untuk turut mendukung. Tercatat telah terkumpul dana umat senilai Rp7,6 juta dari 530 orang donatur.

Rencana pendirian pesantren itu akan menempati lahan seluas 7,4 hektare di negara bagian Connecticut.

Imam Shamsi Ali mengatakan,  pendidikan Islam di USA belum memiliki masih pusat yang dikelola oleh Muslim Indonesia. Padahal, terbukti bahwa muslim Indonesia memiliki warna dakwah yang khas dan unik dari yang disampaikan oleh komunitas Muslim asal Pakistan ataupun dari Timur Tengah.

"Setelah berkeliling ke beberapa tempat saya menemukan lokasi yang Insya Allah tepat untuk dijadikan pesantren,” katanya dalam keterangan pers yan diterima Bisnis, Senin (13/11/2017).

Akan tetapi, keterbatasan waktu untuk bisa membayar biaya pembelian lahan membuat Imam Shamsi berharap kian banyak umat yang turut membantu.

“Setelah berdiskusi dengan pemilik lahan, kami diberi tenggat waktu untuk melunasi pembelian pada akhir November 2017. Jika tidak, lahan ini bisa diambil pihak lain. Untuk itu saya mengajak sahabat-sahabat semua untuk berkenan mendukung pesantren ini," ujarnya.

Adapun biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan lahan tersebut mencapai US$1 juta atau setara Rp13 miliar. Jumlah itu meliputi US$750.000  untuk pembelian lahan dan US$250.000 untuk pembersihan dan pengembangan lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ramdha Mawaddha

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper