Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Hanya Setop di 3 Stasiun

Kereta semicepat Jakarta-Surabaya akan berhenti di tiga stasiun setelah beroperasi, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Ilustrasi: Pekerja menyelesaikan tahap akhir produksi rangkaian kereta cepat di pabrik kereta CRRC Guangdong, Jiangmen, China./Antara-M. Irfan Ilmie
Ilustrasi: Pekerja menyelesaikan tahap akhir produksi rangkaian kereta cepat di pabrik kereta CRRC Guangdong, Jiangmen, China./Antara-M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Kereta semicepat Jakarta-Surabaya akan berhenti di tiga stasiun setelah beroperasi, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Inginnya berhenti di dua stasiun, maksimal tiga, seperti Cirebon, Semarang, dan satu lagi saya belum tahu," kata Budi di sela seminar tentang peningkatan kecepatan kereta koridor Jakarta-Surabaya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada Kamis (7/12/2017).

Budi menjelaskan pemberhentian kereta di stasiun-stasiun tersebut ditujukan agar ekonomi daerah bisa terjaga, atau bahkan meningkat dengan beroperasinya kereta semicepat Jakarta-Surabaya.

"Banyak simpul-simpul yang memiliki titik ekonomi di masing-masing kota, Brebes, Pekalongan, Tegal dan Semarang," katanya.

Menurut dia, perekonomian daerah tempat stasiun pemberhentian kereta semicepat akan bisa terdongkrak kalau operasi kereta tersebut memanfaatkan jalur yang sudah ada.

"Kalau kita geser ke tempat lain, itu akan berubah, kita meninggalkan mereka yang sudah punya ketergantungan itu," katanya, menambahkan dengan penggunaan jalur kereta yang sudah ada, pembiayaan juga tidak akan membengkak.

Dia menjelaskan Jepang telah menyampaikan usul untuk membuat rel tambahan agar operasi kereta jarak jauh dan kereta logistik tidak terganggu operasi kereta semicepat.

Namun, dia menjelaskan pelaksanaan usul itu akan menyebabkan pembengkakan investasi hingga menjadi Rp90 triliun dari hitungan semula Rp60 triliun.

Budi meminta kepada pihak Jepang melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan kajian ulang karena harga proyek masih terlalu tinggi.

"Oleh karena itu, saya mendatangkan semua pihak, mendatangkan ahli dari Korea [Selatan] dan Jepang untuk berbagi ilmu, semua kita bahas agar pada saat membangun tidak lagi perdebatan mestinya begini, mestinya begitu," kata Menhub.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper