Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kereta Api Jakarta–Surabaya Bersaing dengan Pesawat

Rata-rata kecepatan rangkaian kereta api di jalur utara Pulau Jawa rute Jakarta-Surabaya akan turun menjadi 145 km/jam setelah jalur tersebut direvitalisasi.
Pemudik kereta api Rajabasa tujuan Bandar Lampung-Palembang tiba di Stasiun Kertapati, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (29/6)./ANTARA -Nova Wahyudi
Pemudik kereta api Rajabasa tujuan Bandar Lampung-Palembang tiba di Stasiun Kertapati, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (29/6)./ANTARA -Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Rata-rata kecepatan rangkaian kereta api di jalur utara Pulau Jawa rute Jakarta-Surabaya akan turun menjadi 145 km/jam setelah jalur tersebut direvitalisasi.

Rangkaian kereta api dengan rata-rata kecepatan 145 kilometer/jam tersebut lebih rendah dari rencana semula, yakni rata-rata kecepatan 160 km/jam.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kereta api yang akan melintas di rute Jakarta-Surabaya memiliki kecepatan maksimal 160 km/jam setelah jalur tersebut direvitalisasi.

"Kecepatannya maksimal 160 km/jam dengan rata-rata 145 km/jam, berhenti di dua atau maksimal tiga stasiun. Paling tidak [berhenti] di Cirebon dan Semarang," kata Budi, dalan siaran pers pada Jumat (8/12/2017).

Dijelaskan, waktu tempuh dari Jakarta menuju Surabaya dapat menjadi 5,5 jam dari 9 jam dengan menggunakan kereta api berkecepatan rata-rata 145 km/jam.

Waktu tempuh yang lebih pendek antara Jakarta-Surabaya menggunakan kereta api, lanjutnya, membuat moda transportasi berbasis rel tersebut dapat bersaing dengan pesawat.

"Kita ingin mengubah yang biasanya waktu tempuh tercepat Jakarta-Surabaya saat ini adalah 9 jam dengan kereta semi cepat akan menjadi 5 sampai 5,5 jam. Artinya dalam satu hari satu malam kereta bisa bolak balik [Jakarta-Surabaya] sehingga bisa bersaing dengan pesawat udara," jelasnya.

Rencananya revitalisasi akan dilakukan di jalur eksisting agar lebih murah dan tidak mengganggu simpul-simpul perekonomian yang selama ini ada di beberapa kota.

"Kita gunakan rel eksisting karena banyak simpul yang memiliki titik ekonomi di masing-masing kota seperti Brebes, Pekalongan, Tegal dan Semarang. Kemudian kalau di tempat eksisting murah, tidak ada pembebasan tanah," katanya.

Dalam melakukan revitalisasi, tambahnya, 800 - 900 pelintasan sebidang yang selama ini mengganggu perjalanan kereta api akan dihilangkan secara bertahap. Ditargetkan proyek revitalisasi selesai hingga Semarang pada 2020.

"Secara bertahap kita akan menyelesaikan 800 sampai 900 perlintasan sebidang karena mengganggu perjalanan kereta api yang sering mengakibatkan kecelakaan. Kemudian kita akan selesaikan [kereta semi cepat] tahap Jakarta-Semarang pada tahun 2020," ujar Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yudi Supriyanto
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper