Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebakaran California Selatan Rugikan Petani Alpukat

Beberapa tahun terakhir alpukat dinobatkan sebagai buah yang paling sering anda temui dalam berbagai jenia menu makanan, disusul buah mangga. Popularitasnya di Amerika Serikat juga melejit hingga sejumlah petani buah memulai bisnis alpukat.
Petani merawat bibit alpukat berusia 45 hari di lereng Gunung Kelud, Desa Pandantoyo, Kediri, Jawa Timur, Rabu (14/6)./Antara-Prasetia Fauzani
Petani merawat bibit alpukat berusia 45 hari di lereng Gunung Kelud, Desa Pandantoyo, Kediri, Jawa Timur, Rabu (14/6)./Antara-Prasetia Fauzani

Kabar24.com, LOS ANGELES - Beberapa tahun terakhir alpukat dinobatkan sebagai buah yang paling sering anda temui dalam berbagai jenia menu makanan, disusul buah mangga. Popularitasnya di Amerika Serikat juga melejit hingga sejumlah petani buah memulai bisnis alpukat.

Namun, kebakaran hebat yang melanda Ventura, pusat perkebunan alpukat di Los Angeles, California Selatan, dilaporkan menyebabkan kerugian bagi para petani. Kebakaran hutan yang melalap bagian selatan California telah menghancurkan sebagian besar perkebunan alpukat di kawasan Ventura.

Meskipun masih terlalu dini untuk menghitung jumlah kerugian yang dialami kebun alpukat Fallbrook di Ventura County -- atau yang dikenal sebagai pusat perkebunan alpukat -- para ahli percaya bahwa petani mungkin mengalami kerugian yang sangat parah.

John Kirst, Chief Executive Biro Perkebunan Ventura mengatakan, tidak hanya alpukat, buah-buahan lain yang sedang menunggu waktu panen tahun depan terancam gagal panen.

Ventura County memproduksi setidaknya 90% alpukat yang berasal Amerika Serikat. Namun, Krist mengatakan konsumen tidak perlu khawatir soal dampak pada harga alpukat karena Ventura County hanya merupakan bagian kecil dari rantai produksi di seluruh dunia yang didominasi oleh Meksiko dan Amerika Selatan.

Harga alpukat telah meningkat di sebagian besar pasar AS selama paruh kedua tahun 2017, menurut Dewan Hass Avocado, sebagian karena panen yang buruk tahun lalu di AS dan Meksiko.

Kebakaran hutan telah menghanguskan 250 mil persegi sejak Senin, menghancurkan lebih dari 500 bangunan dan memaksa ratusan ribu orang untuk mengungsi. Pihak berwenang mengatakan 1.000 petugas pemadam kebakaran telah memerangi api dengan bantuan armada tanker udara dan helikopter. Korban jiwa pertama akibat kebakaran telah dikonfirmasi oleh kantor pemeriksa medis Ventura County.

Virignia Pesola (70) dari Santa Paula, ditemukan tewas pada hari Rabu malam di sepanjang rute evakuasi di barat laut Los Angeles. Dia meninggal akibat luka tabrakan, infeksi pernafasan akibat asap dan luka bakar.

Pada hari Jumat, Presiden Donald Trump mengumumkan keadaan darurat di California selatan. Keadaan darurat menggerakkan bantuan serta serangkaian upaya penanggulangan bencana di Los Angeles, Riverside, San Diego, Santa Barbara dan Ventura.

Kebakaran diperparah dengan angin dari gurun pasir kering Santa Ana yang melampaui 35 meter per jam, beberapa lidah api bergerak terlalu cepat bagi petugas pemadam kebakaran untuk menghentikannya.

"Para kru berusaha untuk terus maju secepat yang mereka bisa," kata Kapten Kendal Bortisser dari Departemen Kehutanan dan Pencegahan Kebakaran California.

"Seperti yang kita tahu, ketika tornado menyerang Midwest, tidak ada yang bisa menghentikannya. Ketika angin topan menyentuh Pantai Timur, tidak ada yang bisa menghentikannya. Saat angin Santa Ana masuk, tidak ada yang bisa menghentikannya," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper