Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Ina Perdana Akui NPL Masih Jadi Tantangan Perbankan

Persoalan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) diperkirakan masih masih menjadi tantangan bagi perbankan dalam menggenjot pertumbuhan kredit, terutama bagi perbankan kecil yang masih melakukan konsolidasi aset.
Nasabah berjalan di dekat mesin anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Senin (18/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah berjalan di dekat mesin anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Senin (18/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Persoalan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) diperkirakan masih masih menjadi tantangan bagi perbankan dalam menggenjot pertumbuhan kredit, terutama bagi perbankan kecil yang masih melakukan konsolidasi aset.

Presiden Direktur PT Bank Ina Perdana Tbk. Edy Kuntardjo menyatakan pemburukan kualitas kredit masih berpotensi terjadi pada berbagai sektor ekonomi.

“Masih ada kekhawatiran NPL. Saat ini hampir semua sektor kurang prospektif sehingga harus jeli dalam memberikan kredit,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Kehati-hatian dari bank, membuat Edy memproyeksikan pertumbuhan kredit bank secara industri pada 2018 akan cenderung terbatas di 10%. Sejalan dengan itu, kondisi ekses likuiditas perbankan pada tahun ini diprediksi masih akan terjadi seperti halnya pada 2017.

“Saya mendukung pernyataan Ketua Dewan Komisioner OJK agar bank-bank melanjutkan restrukturisasi kredit yang berpotensi bermasalah agar NPL industri turun ke level 2%, sehingga bank lebih percaya diri menyalurkan kredit,” ujarnya.

Emiten berkode saham BINA tersebut membukukan realisasi penyaluran kredit sebesar Rp1,27 triliun per Oktober 2017 atau turun 6,92% secara year-on-year (yoy).

Penurunan tersebut selaras dengan dkenaikan NPL gross perseroan per September menjadi 4,59% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,49%. Sementara itu, posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) pada akhir Desember 2017 juga diklaim rendah yakni 78%.

Meski demikian, BINA cukup agresif mematok pertumbuhan kredit tahun ini dengan target tumbuh 15% didukung posisi rasio kecukupan modal yang masih di level 75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper