JAKARTA—Ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh membuat negara ini tidak hanya sekadar tempat transit perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang sekaligus menjadi target pasar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Indonesia yang terus mengalami kemajuan, diikuti dengan kehidupan masyarakat yang telah mapan, membuat RI menjadi sasaran pasar Narkoba.
"Ekonominya meningkat, kelas menengahnya meningkat, dan masyarakatnya sudah makin mampu untuk mencukupi kebutuhan yang bersifat leisure," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konfrensi Pers bersama Menteri Keuangan dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), di Jakarta, Jumat (19/1).
Adapun jumlah kasus frekuensi penyelundupan narkoba semakin meningkat dari tahun ketahun. Sri Mulyani mengatakan di 2017 kasus yang terlah berhasil ditindaklanjuti berjumah 325, sedangkan pada 2016 berjumlah 286 kasus. Jumlah Narkobanya sendiri adalah 2.132 kg di 2017, dan 1.169 kg di 2016.
Bahkan, hingga pertengahan bulan Januari ini, pemerintah telah melakukan 30 penindakan dengan jumlah 120,7 kg Narkoba.
"Kita memperkirakan jumlah kasus penindakan akan semakin meningkat. Oleh karena itu kita mengharapkan kerja sama dari seluruh pihak, baik dari BNN, kepolisian, TNI, Kejaksaan dan masyarakat," tuturnya.
Menkeu mengatakan selain menyebabkan kematian bagi penggunanya, dampak buruk dari penggunaan Narkoba ini adalah penurunan produksi masyarakat.
"Karena kalau ada generasi muda yang konsumsi itu [Narkoba], yang seharusnya dia aktif, dia produktif, yang seharusnya menjadi tulang punggung negara malah dirusak oleh Narkoba," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel