Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Manggis Bali Terhenti, Kakao Menurun

Bali tidak lagi mengekspor buah manggis selama 2 tahun terakhir, padahal sempat menjadi komoditas ekspor terbesar, lantaran kualitas dan kuantitas panen menurun.
Petani memeriksa tanaman kopi. Nilai dan volume ekspor kopi dari Bali menurunj./Antara-Raisan Al Farisi
Petani memeriksa tanaman kopi. Nilai dan volume ekspor kopi dari Bali menurunj./Antara-Raisan Al Farisi

Kabar24.com, DENPASAR - Bali tidak lagi mengekspor buah manggis selama 2 tahun terakhir, padahal sempat menjadi komoditas ekspor terbesar, lantaran kualitas dan kuantitas panen menurun.

Data ekspor terakhir yang dicatat Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Bali yakni pada 2015 terdapat 760 ton pengiriman manggis dari Bali ke China melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. China merupakan negara tujuan ekspor manggis terbesar.

"Ekspor sudah lama dulu kan ke China sekarang coba merambah juga ke Malaysia, karena memang manggis yang diminta," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Bali IB Wisnuardhana.

Menurut dia, selain manggis, ekspor kopi juga menurun 27,24% pada 2016 lantaran memiliki kandungan yang dianggap berbahaya oleh negera pengimpor. Kandungan berbahaya tersebut yakni adanya logam berat yang kemungkinan dihasilkan karena pemanfaatan pupuk dari sampah. "Kalau kaitan dengan ekspor memang negara pengimpor mensyaratkan ketat."

Berbeda halnya dengan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, realisasi ekspor hasil perkebunan Bali selama 2017 yakni kopi justru meningkat 23% dibandingkan dengan periode sebelumnya menjadi 29.000 kg. Selain kopi, ekspor vanili meningkat 1.744% menjadi 9.000 kg.

Adapun penurunan ekspor terjadi pada kakao sebesar 51% dibandingkan dengan periode sebelumnya menjadi 83.000 kg.

Wisnuardhana mengatakan kakao memang peminatnya cukup besar terutama kakao fermentasi. Pada 2017 lalu, sebanyak 12,5 ton kakao fermentasi dikirim ke Prancis.

Selain kakao fermentasi, kakao organik cukup diminati terutama pangsa pasar Jepang. Pada 2017, sebanyak 600 kg kakao organik dikirim ke Jepang.

"Untuk kakao, ada juga negara yang mau mencoba dan baru mengambil sampel yakni Belanda, Malaysia, dan Finlandia," katanya.

Bali sedang menggencarkan pasar ekspor lainnya seperti ke Rusia dengan menjual kopi dan buah tropis. Selain itu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura juga sedang menjajaki pasar Belgia dengan menjual sayur-sayuran.

"Kita menggandeng Kadin untuk meningkat ekspor dan membentuk Asosiasi Pelaku Usaha Holtikultura atau Aspehorti," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper