Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekses Likuiditas, Saatnya Bunga Perbankan Turun

Ekses likuiditas sebaiknya dimanfaatkan perbankan untuk mengurangi beban biaya dengan menurunkan suku bunga dana. Penyusutan beban biaya dana otomatis akan mempengaruhi penurunan bunga kredit.
suku bunga
suku bunga

Bisnis.com, JAKARTA – Ekses likuiditas sebaiknya dimanfaatkan perbankan untuk mengurangi beban biaya dengan menurunkan suku bunga dana. Penyusutan beban biaya dana otomatis akan memengaruhi penurunan bunga kredit.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan permodalan perbankan masih cukup kuat yang juga diikuti dengan likuiditas memadai. Hingga Desember 2017, rasio Alat Likuid per Non-Core Deposit (AL/NCD) perbankan tercatat sebesar 90,48%.

“Angka itu di atas threshold sebesar 50%. Sementara excess reserve perbankan tercatat di kisaran Rp626 triliun,” kata Wimboh dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2018 di Jakarta, Kamis (18/1/2018).

Kondisi ini didukung tingkat risiko kredit yang terkendali dengan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross 2,59% dan NPL net 1,11% dengan tren yang menurun.

Pada kesempatan terpisah, Wimboh menuturkan OJK akan terus mendorong penurunan suku bunga kredit dan deposito perbankan. Hal ini sebagai upaya untuk menumbuhkan investasi dan menggerakkan ekonomi.

Walau begitu, menurutnya, perbankan tidak akan dipaksa untuk mengorbankan margin dan labanya.

“Kalau suku bunga deposito rendah, bukan berarti return-nya rendah, justru itu akan otomatis menurunkan suku bunga kredit. Jadi meskipun marginnya sama, dengan suku bunga yang lebih rendah, saya yakin skala ekonomi akan lebih gede sehingga untung bank gede,” tuturnya.

Sejumlah bankir menyatakan peluang untuk penurunan suku bunga deposito masih terbuka. Akan tetapi, pada awal tahun ini, beberapa bank memutuskan tidak mengubah bunga depositonya.

Hal ini seperti dituturkan Direktur Keuangan dan Treasury PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Iman Nugroho Soeko.

“Tidak ada perubahan. Maksimal bunga mengikuti acuan LPS untuk yang di bawah Rp2 miliar dan OJK yang di atas Rp2 miliar,” kata Iman kepada Bisnis, Kamis (18/1/2018).

Kendati begitu, Iman mengatakan pihaknya masih membuka kemungkinan untuk menurunkan bunga deposito di waktu yang akan datang.

“Penurunan masih mungkin karena beberapa deposito jangka panjang yang bunganya di atas itu, ketika jatuh tempo tentu di reprice dengan tingkat suku bunga yang berlaku, yang lebih rendah,” tuturnya.

Saat ini suku bunga deposito BTN ada di level 5,25% - 5,75%. Sejalan dengan itu, beban dana atau cost of funds blended ada di kisaran 5,41%.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Haryono Tjahjarijadi juga menyatakan di awal 2018 ini perseroan belum melakukan perubahan suku bunga deposito.

“Untuk sementara belum ada perubahan berarti. Penurunan suku bunga deposito mungkin saja akan berlanjut, tapi tidak akan besar,” katanya kepada Bisnis.

Sepanjang kuartal IV/2017 lalu, Bank Mayapada mengaku telah memangkas suku bunga deposito di atas tingkat penurunan suku bunga acuan BI yang mencapai 50bps.

Haryono mengatakan, pihaknya akan mengikuti kondisi pasar untuk menentukan posisi suku bunga.  Adapun, kondisi likuiditas perseroan saat ini masih cukup longgar dengan rasio LDR sebesar 85%-87%. Biaya dana Bank Mayapada juga masih ada di kisaran 5,5% - 6%.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengungkapkan pihaknya belum memastikan rencana penurunan suku bunga deposito di kuartal I/2018.

“Bunga deposito naik atau turun sulit diprediksi jauh hari karena itu tergantung DPK dan kredit. Kalau kredit lemah dan dana banyak, deposito kami turunkan dan bisa sebaliknya,” ujarnya.

Tahun lalu BCA juga menurunkan suku bunga deposito. Dikutip dari situs resminya, perubahan bunga simpanan terakhir dilakukan pada 1 Desember 2017 lalu. Saat ini, bunga deposito BCA untuk simpanan rupiah ada di kisaran 4% - 4,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper