Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KSP dan IFES Berkomitmen Wujudkan Pemilu Tanpa Ujaran Kebencian

Memasuki tahun politik, pemerintah dan masyakarat harus bersinergi mengantisipasi kemungkinan maraknya penyebaran ujaran kebencian dan berita palsu yang bisa memecah belah masyarakat.
Hoax/Istimewa
Hoax/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA--Memasuki tahun politik, pemerintah dan masyakarat harus bersinergi mengantisipasi kemungkinan maraknya penyebaran ujaran kebencian dan berita palsu yang bisa memecah belah masyarakat.

“Masyarakat perlu diberikan pendidikan terkait masalah konten, penggunaan internet sehat dan literasi digital, khususnya dalam konteks pemilu,” kata Deputi IV Kepala Staf Presiden Eko Sulistyo, dalam keterangan resminya, Minggu (4/2/2018).

Eko menegaskan ujaran kebencian dan hoaks dapat dilawan dengan pembuatan konten.

Ia menambahkan, masyarakat jenuh mendengar konten yang berhubungan dengan fanatisme dan partisan.

Padahal, Eko memaparkan, sebetulnya masyarakat akan dengan mudah menjauhi berita semacam itu jika ada konten yang menarik.

Sebagai contoh, penyanyi dangdut Via Vallen sangat sukses di Youtube, hari ini sudah mencapai 128 juta penonton. “Lagunya sederhana, tetapi bisa masuk ke dalam berbagai golongan masyarakat,” ujarnya.

Eko Sulistyo melanjutkan sosialisasi dapat dilakukan melalui penggunaan berbagai platform, sesuai karakteristik generasi milenial.

“Mau tidak mau ini generasi milenial, sehingga sentuhan dan pendekatannya harus berhubungan dengan milenial. Libatkan praktisi budaya, membuat icon atau duta antihoaks, dan mendengarkan suara anak muda,” katanya.

Sementara itu, Chief of Party International Foundation for Electoral Systems (IFES) Indonesia David Ennis mengungkapkan perlunya perumusan strategi yang implementatif, termasuk dengan lembaga penyelenggara pemilu.

“Peran bawaslu sangatlah penting dan harus aktif untuk menciptakan pemilu yang zero hoaks,” tegasnya.

Selain itu, IFES juga berkomitmen untuk memberikan pelatihan media kepada para jurnalis supaya mereka tidak terlibat dalam penyebaran ujaran kebencian.

Dalam hal ini, IFES akan membantu mewujudkan penguatan literasi digital kepada masyarakat sipil, sehingga publik mampu membuat narasi yang seharusnya.

IFES merupakan organisasi nirlaba internasional yang didirikan tahun 1987. Organisasi ini memberi bantuan dan dukungan untuk pemilihan umum di negara demokrasi baru.

Kini, IFES memiliki program di lebih dari 25 negara-negara Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. IFES juga telah bekerja di lebih dari 100 negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper