Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Keluarkan Peringatan, Aktivis Kanan Thailand Batalkan Konpers

Sebuah konferensi pers yang diadakan oleh kelompok sayap kanan Thailand dibatalkan setelah mendapat peringatan dari polisi setempat. Konferensi pers bertujuan untuk meminta junta untuk berjanji menyelenggarakan Pemilu tahun ini.
Nuttaa Mahattana, reporter televisi dan aktivis, berbicara ke media di depan Maneeya Center, lokasi kantor Foreign Correspondents Club of Thailand (FCCT) di Bangkok, Thailand, Selasa (6/2)./Reuters-Athit Perawongmetha
Nuttaa Mahattana, reporter televisi dan aktivis, berbicara ke media di depan Maneeya Center, lokasi kantor Foreign Correspondents Club of Thailand (FCCT) di Bangkok, Thailand, Selasa (6/2)./Reuters-Athit Perawongmetha

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah konferensi pers yang diadakan oleh kelompok kanan Thailand dibatalkan setelah mendapat peringatan dari polisi setempat.

Pertemuan itu diinisiasi oleh Nuttaa Mahattana, reporter televisi dan aktivis. Rencananya, konferensi pers tersebut bakal digelar di Maneeya Center, Bangkok, yang juga menjadi lokasi kantor Foreign Correspondents' Club of Thailand (FCCT).

Konferensi pers bertujuan untuk meminta junta untuk berjanji menyelenggarakan Pemilu tahun ini. Namun, polisi ternyata mengeluarkan peringatan kepada pihak penyelenggara untuk membatalkannya.

"Polisi menghubungi manajemen FCCT, kemarin. Mereka khawatir konferensi pers di sana akan melanggar aturan keamanan dan memicu keluarnya larangan berkumpul," ujar Nutta, seperti dilansir Reuters, Selasa (6/2/2018).

Dia merupakan 1 dari 7 aktivis Democracy Restoration Group yang dipanggil polisi karena dinilai melanggar larangan berkumpul setelah mengordinir aksi protes di ibu kota negara itu, bulan lalu. Dalam aksi tersebut, junta diminta untuk tidak menunda Pemilu yang dijadwalkan berlangsung akhir tahun ini.

Langkah kepolisian ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpuasan warga Negeri Siam terkait Pemilu yang belum juga terjadi dan skandal yang menyandung deputi Perdana Menteri (PM).

PM Thailand Prayuth Chan-ocha sudah mengatakan Pemilu bakal digelar pada November 2018. Tetapi, ketidakpastian terhadap tanggal yang ditetapkan masih membayangi.

Junta militer Thailand berkuasa sejak 2014 setelah melengserkan pemerintahan sipil yang dipimpin PM Yingluck Shinawatra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper