Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Naikkan Proyeksi Laba

Toyota Motor Corp menaikkan proyeksi labanya untuk ketiga kalinya pada tahun fiskal 2017/2018. Revisi ke atas tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan kepada sejumlah produknya.
Logo Toyota/Reuters-Yuya Shino
Logo Toyota/Reuters-Yuya Shino

Kabar24.com, JAKARTA—Toyota Motor Corp menaikkan proyeksi labanya untuk ketiga kalinya pada tahun fiskal 2017/2018. Revisi ke atas tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan kepada sejumlah produknya.

Produsen mobil terbesar di Asia ini melihat laba operasional mereka naik menjadi 2,2 triliun yen (US$20 miliar) pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2018. Proyeksi itu naik dari perkiraan November yang mencapai 2 triliun yen.

Proyeksi Toyota tersebut berada di atas rata-rata perkiraan para ekonom dengan 2,1 triliun yen. Kenaikan ini didasarkan kepada meningkatnya permintaan untuk mobil berjenis sedan Camry dan mobil sport RAV4 di Amerika Serikat (AS).

“Penjualan kendaraan diprediksi akan menjadi 10,3 juta unit atau naik dari perkiraan November sebesar 10,25 juta unit,” tulis perusahaan tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/2).

Adapun AS merupakan pasar terbesar perusahaan tersebut. Berdasarkan data Autodata, produsen mobil asal Jepang tersebut berhasil menguasai 14,5% pasar AS pada Januari atau tertinggi kedua setelah General Motors yang mencapai 17,2%.

Toyota juga menaikkan perkiraan penjualan mereka di kawasan Amerika Utara tahun fiskal 2017/2018. Penjualan di kawasan tersebut dikerek menjadi 2,81 juta unit dari proyeksi November sebesar 2,79 juta. Kenaikan tersebut dinilai cukup untuk menambal penurunan penjualan di Jepang dan Eropa.

Di sisi lain, Toyota juga tengah mengintensifkan investasinya di sekor mobil listrik dan teknologi kecerdasan buatan. Perusahaan ini menargetkan akan memiliki 10 jenis mobil listrik pada awal 2020. Untuk itu, korporasi ini meningkatkan aganggaran dana untuk penelitian dan pengembangan sebesar 1,06 triliun yuan.

Ekspansi Toyota ke AS pun terus berlanjut, salah satunya dengan menyediakan paket insentif senilai US$1 miliar kepada negara-negara bagian AS yang bersedia menyediakan lahan dan perusahaan yang mau membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper