Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2017, Pembiayaan Syariah Turun 9%

Pertumbuhan penyaluran pembiayaan syariah tahun lalu turun hingga 9% dibandingkan dengan 2016.
Ilustrasi multifinance/Istimewa
Ilustrasi multifinance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA  - Pertumbuhan penyaluran pembiayaan syariah tahun lalu turun hingga 9% dibandingkan dengan 2016. Hal tersebut diperkirakan akibat daya beli yang turun dan cakupan pasar yang masih terbatas.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), realisasi pembiayaan syariah pada 2017 mencapai Rp28,75 triliun atau turun sekitar 9% dibandingkan dengan realisasi pada 2016 yang Rp31,37 triliun.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan penurunan yang terjadi pada industri pembiayaan syariah merupakan hal yang wajar, mengingat pasar otomotif sedang stagnan.

“Penjualan mobil tidak naik, penjualan motor malah turun. Mungkin saja hal tersebut menjadi penyebab sehingga pembiayaan syariah tidak bisa menopang penjualan syariah. Sementara yang di konvensional tidak tergantung dari penjualan baru juga,” katanya kepada Bisnis di Jakarta pada Rabu (14/2/2018).

Suwandi mengelak jika penurunan tersebut diakibatkan oleh batas down payment (DP) yang disamakan dengan bisnis pembiayaan konvensional, sesuai yang diatur dalam SEOJK NO.48 /SEOJK.05/2016 tentang Besaran Uang Muka (Down Payment/Urbun) Pembiayaan Kendaraan Bermotor untuk Pembiayaan Syariah.

Menurutnya, di samping karena daya beli yang turun, pembiayaan syariah memang belum bisa menjangkau konsumen di seluruh daerah.

Dengan kondisi demikian, dia memprediksi pertumbuhan pembiayaan syariah tidak akan banyak berubah pada tahun ini.

“Iya, datar saja sudah sudah bagus tahun ini. Sentimen positif tahun ini belum terlihat. Pertumbuhan industri masih 8%-10%. Semoga pertumbuhan ekonomi tetap sama,” kata Suwandi.

Guna mempertahankan pertumbuhan, dia mendorong industri pembiayaan syariah untuk menggenjot perluasan cabang ke daerah-daerah di Indonesia.

Penurunan tersebut juga terlihat dari merosotnya penyaluran pembiayaan syariah PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance). Perusahaan mencatatkan penurunan hingga hampir 30%.

Hingga akhir 2017, pembiayaan syariah perusahaan turun dari Rp8,4 triliun pada 2016 menjadi Rp5,9 triliun pada 2017 atau turun mencapai 29,7%.

Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) Hafid Hadeli mengatakan penurunan tersebut diakibatkan ketentuan down payment yang tidak bersaing dengan produk konvensional.

“Dulu pembiayaan syariah meningkat karena ada faktor DP, tetapi sekarang sudah sama semua. Jadi, syariah akan kembali normal tahun ini,” katanya belum lama ini.

Akibat penurunan yang signifikan, Hafid tidak mematok target untuk bisnis syariahnya. Tahun ini perusahaan masih mencari strategi yang tepat untuk mengembangkan produk syariah.

“Ada produk yang memang kami siapkan untuk pembiayaan syariah, misal perjalanan umrah,” ucapnya.

Guna meningkatkan performa bisnis syariahnya, perusahaan bakal memperluas cakupan pasar ke daerah seperti, Aceh, Padang, dan Makassar, mengingat tingginya jumlah warga muslim di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper