Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Ditargetkan Tumbuh 4%

Kementerian Perindustrian memasang target pertumbuhan sektor industri kimia, tekstil, dan aneka (IKTA) sebesar 3% hingga 4% sepanjang tahun ini.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./JIBI
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian memasang target pertumbuhan sektor industri kimia, tekstil, dan aneka (IKTA) sebesar 3% hingga 4% sepanjang tahun ini.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan sektor IKTA merupakan kelompok sektor manufaktur yang berkontribusi signfikan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya mengakselerasi pertumbuhan sektor ini melalui pendalaman struktur industri serta melakukan peningkatan investasi dan ekspor.

“Kami telah memiliki berbagai langkah strategis dalam mendorong pengembangan industri nasional, termasuk di sektor IKTA yang punya potensi dan berpeluang besar dapat tumbuh dan semakin berdaya saing. Hal ini ini memacu pertumbuhan ekonomi kita,” kata di Jakarta, Senin (19/2/2018).

Pada tahun lalu, sektor ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,91% atau di atas pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 1,76% dan ontribusi sektor IKTA terhadap PDB nasional sebesar 4,54%.

Airlangga menuturkan pihaknya tengah memprioritaskan pendalaman struktur di industri bahan kimia dan barang kimia, seperti di sektor hulu yang menghasilkan produk petrokimia berbasis nafta cracker dan produsen penyedia bahan baku obat untuk farmasi.

Kemenperin sudah memfasilitasi pemberian insentif fiskal seperti tax allowance dan tax holiday supaya bisa menarik investasi dari para pelaku industri yang ingin mengembangkan pabrik bahan baku di Indonesia. Selain itu, diperlukan juga dukungan ketersediaan bahan baku, harga energi yang kompetitif, sumber daya manusia (SDM) kompeten, penggunaan teknologi terkini, dan kemudahan akses pasar.

Dia juga menyebutkan industri farmasi menjadi salah satu subsektor yang diharapkan berkontribusi signifikan untuk mencapai target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun ini yang telah ditetapkan sebesar 5,67%.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menargetkan nilai investasi sektor industri kimia, tekstil, dan aneka atau IKTA pada tahun ini akan mencapai Rp117 triliun. Angka tersebut diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi realisasi 2017 sebesar Rp94 triliun.

Dirjen IKTA Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan proyeksi penanaman modal sektor industri kimia, tekstil, dan aneka tahun ini diperkirakan berkontribusi sekitar 33% terhadap target investasi keseluruhan sektor manufaktur nasional. Adapun, investasi sektor manufaktur itu sendiri pada sepanjang 2018 diperkirakan mencapai total Rp352 triliun.

Industri farmasi serta produk obat kimia dan tradisional akan memberikan kontribusi pertumbuhan paling tinggi di sektor IKTA pada tahun ini, yakni mencapai 6,38%.

Menurut Sigit, Kemenperin tengah memprioritaskan pendalaman struktur industri farmasi nasional terutama pada sisi hulu atau produsen penyedia bahan baku obat. Upaya strategis ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan industri nasional terhadap produk impor.

Indonesia sangat potensial dalam mengembangkan sektor industri farmasi, herbal, dan kosmetika karena memiliki sumber daya alam yang mampu mendukung proses produksi. Apalagi, Indonesia direncanakan membangun kerja sama dengan Singapura dalam penetapan standar dan keamanan pangan, termasuk produk herbal agar dapat memiliki daya saing pada tingkat global.

Data Kemenperin mencatat, beberapa perusahaan farmasi dan bahan baku obat di Indonesia yang telah menggelontorkan dana untuk investasi antara lain PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia sebesar Rp132,5 miliar dan PT Ethica Industri Farmasi sebesar Rp1 triliun.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper