Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Pertimbangkan Tawaran Miliaran Dolar dari Amerika

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan mengatakan bahwa Indonesia tengah meninjau tawaran miliaran dolar AS. Pasalnya, perusahaan-perusahaan AS berniat untuk investasi di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Joseph Donovan/Istimewa
Joseph Donovan/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan mengatakan bahwa Indonesia tengah meninjau tawaran miliaran dolar AS. Pasalnya, perusahaan-perusahaan AS berniat untuk investasi di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Langkah itu dilakukan Amerika Serikat untuk membebaskan neraca perdagangan yang memburuk antara Paman Sam dan Nusantara. Seperti diketahui, tahun lalu defisit perdagangan Indonesia-AS melebar dipengaruhi oleh sentimen proteksionisme dari Presiden Donald Trump.

Sejak itu, Biro Sensus AS mencatat defisit perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat memburuk hingga US$13,3 miliar dari sebelumnya US$13,2 miliar pada 2016.

Meskipun Donovan menolak keluhan mengenai peningkatan proteksi AS, dia mengatakan bahwa Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam stabilitas makroekonomi, meningkatkan mutu lingkungan bisnis, pendidikan, dan infrastruktur.

Di samping itu, tambahnya, masih banyak yang harus dilakukan Indonesia untuk membujuk perdagangan, seperti investasi asing.

“Mereka [Indonesia] berhati-hati dengan proteksi perdagangan AS. Tetapi, saya menyarankan dengan hormat, sebaiknya Indonesia melihat pasar sendiri dan mungkin akan menemukan proteksionisme yang mendarah-daging di sana,” katanya dalam sebuah wawancara pekan lalu di Jakarta, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (20/2/2018).

Donovan menuturkan, tingkat rata-rata tarif AS masih di bawah 3% atau setengah dari tingkat rata-rata tarif Indonesia. Terlepas dari ketidakseimbangan itu, dia menyebut perdagangan di antara dua negara sejauh ini telah meningkat. Pada tahun lalu tumbuh sekitar 7% menjadi setidaknya US$27 miliar dalam hubungan bilateral, dengan ekspor AS untuk Indonesia juga meningkat sekitar 14%.

Donovan juga menyarankan agar Indonesia melakukan hal yang lebih untuk meyakinkan pebisnis asing agar mau berinvestasi dan berdagang.

“Amerika Serikat ingin melihat lebih banyak akses yang diberikan untuk perusahaan-perusahaan AS, termasuk produk susu, kapas, kedelai, buah, dan sayuran,” tambahnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati konsisten mengkritisi gema proteksionis Trump. Pada tahun lalu AS mendakwa beberapa negara, termasuk Indonesia, memanfaatkan hubungan dagang dengan negara ekonomi terbesar di dunia itu.

“Gelagat proteksionisme ini tentu saja akan membuat perhatian. Apakah secara global akan ada kemunduran di dalam kemajuan yang sudah dibuat hingga lebih dari 3 dekade terakhir,” kata Sri Mulyani dalam wawanara pada akhir Januari lalu.

Direktur Jenderal Perdagangan Asing di Kementerian Perdagangan Oke Nurwan tidak menjawab pertanyaan mengenai proteksionisme itu. Dia mengatakan bahwa Indonesia sudah membuat kemajuan dalam kemudahan untuk melakukan bisnis.

Selain itu, Indonesia juga tengah mencari cara yang baik untuk mengatur impor. Begitu juga menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 11% pada 2018.

“Indonesia sama saja meninggalkan miliaran dolar AS di atas meja saat ini jika tidak mengikuti tawaran dari perusahaan-perusahaan Amerika,”katanya sambil menolak menjelaskan lebih spesifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Nancy Junita
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper