Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selain Affin Bank Malaysia, Investor Bahrain Juga Dekati Bank Syariah Bukopin

Selain masih terus menjalin komunikasi dengan bank asal Malaysia, Affin Bank Berhad, calon investor asal Bahrain disebut juga sedang mendekati PT Bank Syariah Bukopin (BSB).
Kasir di Kantor Bank Syariah Bukopin sedang menghitung rupiah. (Bisnis.com)
Kasir di Kantor Bank Syariah Bukopin sedang menghitung rupiah. (Bisnis.com)

Bisnis.com, JAKARTA - Selain masih terus menjalin komunikasi dengan bank asal Malaysia, Affin Bank Berhad, calon investor asal Bahrain disebut juga sedang mendekati PT Bank Syariah Bukopin (BSB).

"Selain dari Malaysia, kita pertengahan bulan depan juga mau ada ketemuan dengan calon investor lainnya dari Timur Tengah. Dari Bahrain, bukan Qatar," ujar Eko Rachmansyah Gindo, Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk., selaku induk usaha dari PT Bank Syariah Bukopin kepada Bisnis, akhir pekan lalu..

Namun demikian, Eko masih belum bersedia membeberkan secara detail nama bank tersebut. Eko mengaku baru akan memberikan nama dan penjelasan lainnya secara detail pasca pertemuan dengan calon pemodal tersebut di Jakarta.

"Nanti sekitar tanggal 14-15 Maret, mas colek saya lagi deh," ujarnya. Namun demikian, berdasarkan sumber terpercaya Bisnis.com, nama bank asal Bahrain tersebut adalah Al Baraka Islamic Bank. "Iya benar Al-Baraka Islamic Bank memang sudah tertarik sama BSB sejak lama," ungkap sumber tersebut.

Sementara itu, berdasarkan penelusuran Bisnis.com, menjelang akhir 2016 lalu, Reuters sempat memberitakan bahwa Al Baraka Islamic Bank Bahrain berencana untuk mengakuisisi sebuah bank di Indonesia.

Tadinya, rencana dari bank yang kini beroperasi di Timur Tengah, Asia, Afrika termasuk Pakistan, Yordania dan Afrika Selatan, tersebut ingin diwujudkan pada 2016 atau 2017.

Seperti yang disampaikan Chief Executive Al Baraka Islamic Bank Bahrain, Adnan Ahmed Yousif yang mengatakan bahwa ketika itu pihaknya juga sedang dalam pembicaraan dengan bank sentral Indonesia terkait proses tersebut.

"Kami memiliki kantor perwakilan di Indonesia, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk membeli bank di sana," kata Yousif ketika itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper