Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Pangan Bergejolak Dijaga Tidak Lebih 4-5%

Sepanjang 2018 inflasi pangan bergejolak dipatok agar tidak melebihi kisaran 4-5% agar sasaran inflasi sebesar 3,5% plus minus 1% bisa tercapai.
Buruh wanita membersihkan (mbutik) bawang merah di Desa Padasugih, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (18/4)./Antara-Oky Lukmansyah
Buruh wanita membersihkan (mbutik) bawang merah di Desa Padasugih, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (18/4)./Antara-Oky Lukmansyah

Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang 2018 inflasi pangan bergejolak dipatok agar tidak melebihi kisaran 4-5% agar sasaran inflasi sebesar 3,5% plus minus 1% bisa tercapai.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan pihaknya telah bersepakat dengan pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga inflasi pangan bergejolak agar tidak melebihi kisaran 4-5%.

"Jadi kalau inflasi volatile foods terjaga, inflasi sepanjang 2018 akan masuk di dalam target," kata Agus, Jumat (9/3/2018).

Jika inflasi terjaga dengan baik, dia yakin ekonomi Indonesia akan memiliki daya tahan yang lebih baik. Berdasarkan survei inflasi BI pada Maret minggu pertama yang dilakukan di 82 kota dan 164 pasar, inflasi berada pada kisaran 0,11%. Sementara itu, inflasi tahunannya berkisar 3,31%.

Agus mengatakan survei menunjukkan harga beras sudah mulai turun sehingga berpotensi terjadi deflasi. "Di minggu pertama sudah ada deflasi harga beras yang sebelumnya dari bulan Desember kami sepat khawatir," ungkap Agus.

Deflasi ini, lanjutnya, disebabkan masa panen dan ketersediaan beras impor yang sudah masuk. Sementara itu, penyumbang inflasi pada bulan Maret antara lain bawang putih dan bawah merah.

Terkait komitmen pemerintah menahan tarif listrik dan harga BBM hingga tahun depan, Agus mengatakan pihaknya menyambut baik hal ini.

Pasalnya, kebijakan ini akan membantu inflasi sepanjang 2018 berada di sasarannya yakni 3,5% plus minus 1%. "Jadi kemungkinan tekanan inflasi dari administered prices akan terjaga," ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper