Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Kalbar Rugi Rp6,68 Miliar Gara-Gara Tali Layang-Layang

Perusahaan Listrik Negara mengalami kerugian senilai Rp6,68 miliar akibat transmisi jaringan listrik di Kalimantan Barat rusak karena tali layang-layang dengan rincian Rp5,08 miliar Kwh tidak terjual dan Rp1,6 kerusakan alat.
Ilustrasi perawatan jaringan listrik PLN/Antara-Rony Muharrman
Ilustrasi perawatan jaringan listrik PLN/Antara-Rony Muharrman

Bisnis.com, PONTIANAK- Perusahaan Listrik Negara mengalami kerugian senilai Rp6,68 miliar akibat transmisi jaringan listrik di Kalimantan Barat rusak karena tali layang-layang dengan rincian Rp5,08 miliar Kwh tidak terjual dan Rp1,6 kerusakan alat.

Manajer PLN Area Panyaluran dan Pengatur Beban (AP2B) Kalbar Ricky Cahya Andrian mengatakan, kerugian yang dialami sejak 3 tahun lalu tepatnya 2014 itu membuat pihaknya terpaksa mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan.

"Layang-layang mengganggu jaringan listrik karena untuk mendistribusikan listrik bagi masyarakat. Biaya perbaikan tidak sedikit," kata Ricky kepada Bisnis, Rabu (19/4).

Dia mengatakan, gangguan akibat terkena tali kawat permainan layang-layang menyebabkan kerusakan pada gardu induk, meliputi gardu Induk Siantan dan Sungai Raya, Desa Kapur, Parit Mayor, Saigon, Panglima Aim, Ya’m Sabran, Selat Panjang, 28 Oktober, Budi Utomo, Tugu Khatulistiwa, Kebangkitan Nasional dan Batu Layang.

Adapun, dia merincikan sejak 2016 ada 15 gangguan pada Januari, 22 gangguan pada Februari, 30 gangguan pada Maret, 46 gangguan pada April, 58 gangguan pada Mei, 44 gangguan pada Juni, 43 gangguan pada Juli, 89 gangguan pada Agustus, 35 gangguan pada September, 33 gangguan pada Oktober, November dan Desember masing-masing 16 gangguan.

"Sedangkan dari gangguan layang-layang pada listrik umumnya terjadi pada pukul 17.00 dengan 167 gangguan, pukul 16.00 ada 154 gangguan, pukul 15.00 ada 50 gangguan, pukul 14.00 ada 23 gangguan dan pukul 18.00 ada 15 gangguan," tuturnya.

Dia minta pemerintah daerah tegas menjatuhi hukuman kepada pemain layang-layang dan sekaligus minta kepada masyarakat supaya tidak bermain layang-layang lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper