Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPG 3 Kg Langka : Ini Penyebabnya

Kelangkaan pasokan liquefied petroleum gas atau LPG ukuran 3 kilogram ternyata disebabkan oleh realisasi penyaluran subsidi yang meleset dari target
Tabung elpiji 3 kg/Antara
Tabung elpiji 3 kg/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Kelangkaan pasokan liquefied petroleum gas atau LPG ukuran 3 kilogram ternyata disebabkan oleh realisasi penyaluran subsidi yang meleset dari target.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harya Adityawarman mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PT Pertamina (Persero) untuk mencari penyebab langkanya pasokan di sejumlah daerah.

Menurutnya, kelangkaan LPG yang masih disubsidi itu karena realisasi melampaui target yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) setelah perubahan. Pada APBN 2017, kuota yang ditetapkan sebesar 7,1 juta ton. Namun, pada APBNP 2017 angkanya direvisi turun menjadi 6,2 juta ton.

Sebelumnya, pada APBNP, diusulkan agar kuotanya ditetapkan sebesar 6,5 juta ton. Namun, akhirnya yang disepakati dalam rapat penetapan asumsi makro di Badan Anggaran hanya 6,2 juta ton.

"Kemarin kemungkinan ada volume di APBNP turun, kota, kabupaten turunnya di APBNP 7 juta jadi 6,1 juta itu dibahas di Banggar kita usulkan 6,5-an," ujarnya usai menghadiri Rapat Kerja di Komisi VII, Selasa (5/12/2017) malam.

Untuk membantu mengurangi konsumsi LPG 3 kg, dia menyebut, pihaknya telah meminta agar Pemerintah Daerah membuat surat edaran. Menurutnya, Pemerintah Daerah perlu mendorong agar seluruh pegawai negeri sipil (PNS) tak menggunakan LPG 3 kg.

Seperti diketahui, pada LPG 3 kg, pemerintah masih memberikan subsidi sekira Rp4.500 per kg.

"Kita satu koordinasi dengan teman daerah ada beberapa bupati, gubernur kasih surat edaran PNS pakai 3 kg usaha besar tidak boleh (pakai)," katanya.

Sebelumnya, Pertamina telah memperkirakan dengan asumsi pertumbuhan konsumsi sebesar 7%, di tahun ini realisasi konsumsi LPG subsidi meleset 2% atau menyentuh 6,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper