Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Inflasi 2017 Terkendali

Bank Indonesia menilai terkendalinya inflasi 2017 didorong oleh rendahnya inflasi inti yang tercatat 2,95% (yoy).
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menilai terkendalinya inflasi 2017 didorong oleh rendahnya inflasi inti yang tercatat 2,95% (yoy).

Hal itu sejalan dengan konsistensi kebijakan bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2017 tercatat sebesar 0,71% (mtm) dan secara keseluruhan tahun 2017 mencapai 3,61% (yoy), yang berada dalam kisaran sasaran inflasi yang ditetapkan yaitu sebesar 4±1% (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, sasaran inflasi dapat terpenuhi dalam tiga tahun berturut-turut.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman menuturkan inflasi 2017 juga didukung oleh faktor positif permintaan dan penawaran, rendahnya tekanan dari eksternal, serta koordinasi kebijakan yang kuat antara BI dan Pemerintah di Pusat maupun Daerah.

"Ke depan, inflasi diperkirakan kembali berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1%. Koordinasi kebijakan antara Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi," tegas Agusman dalam siaran pers, Selasa (2/1/2017).

Inflasi IHK pada Desember 2017 meningkat dibandingkan bulan lalu (0,20%, mtm) sesuai dengan pola musimannya. Inflasi Desember 2017 lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi Desember tiga tahun terakhir sebesar 1,28% (mtm).

Berdasarkan komponen, meningkatnya inflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi kelompok volatile food dan kelompok administered prices di tengah rendahnya inflasi inti.

Inflasi inti tercatat sebesar 0,13% (mtm), sama dengan bulan lalu. Perkembangan tersebut sejalan dengan terjangkarnya ekspektasi inflasi, masih rendahnya permintaan domestik, nilai tukar yang stabil dan rendahnya harga global.

Kelompok volatile food tercatat inflasi sebesar 2,46% (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,38% (mtm).

Inflasi terutama bersumber dari komoditas beras, ikan segar, telur dan daging ayam ras, cabai merah, tomat dan cabai rawit. Kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm) meningkat dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 0,21% (mtm).

Perkembangan tersebut terutama didorong kenaikan tarif angkutan udara, tarif kereta api, dan angkutan antarkota sejalan dengan musim liburan dan penyesuaian bensin nonsubsidi. Selain itu, tekanan inflasi administered prices juga didorong oleh kenaikan tarif aneka rokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper