Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaltim Bangun Fasilitas Modern Bandara

Kaltim bertekad membangun fasilitas pelayanan kebandaraan modern berupa perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO) seiring pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia.
Pesawat berada di apron Bandara Sepinggan, Balikpapan, baru baru ini./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pesawat berada di apron Bandara Sepinggan, Balikpapan, baru baru ini./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, SAMARINDA- Pemerintah Provinsi Kaltim bertekad membangun fasilitas pelayanan kebandaraan modern berupa perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO) seiring pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia.

Kementerian Perindustrian, seperti dikutip dalam laman resminya, memperkirakan di Asia Pasifik akan tumbuh menjadi pusat industri MRO pada 2022 mendatang.

Di Kaltim, Gubernur Awang Faroek Ishak menegaskan, MRO rencananya akan di-groundbreaking di Bandara Internasional Aji Pengeran Tumenggung (APT) Pranoto di Samarinda.

Bisnis menghimpun, bandara itu sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan, dan ditarget siap dioperasikan maksimal pada April tahun ini.

Mantan Bupati Kutai Timur itu memandang, modal utama merealisasikan MRO adalah ketersediaan lahan dalam area bandara yang cukup luas.Saat mengundang PT Merpati Maintenance Facility (MMF) dan SBC Capital pada awal pekan kemarin, ia pun menjamin sekitar 50 hektar lahan di dalam area Bandara APT Pranoto siap digunakan untuk MRO.

"Segera kita tetapkan lahannya untuk digrounbreaking sebelum peresmian bandara. Target kami April nanti Presiden Jokowi yang meresmikan," ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (27/2).

Namun kondisi keuangan kita tak memungkinkan untuk membangun. Jadi kami tawarkan swasta melalui pola public private partnership (PPP) untuk membangunnya.

 

Untuk diketahui, perjanjian tersebut bersifat jangka panjang, antara pemerintah dengan swasta berkerja sama membagi keahlian dan aset untuk menyediakan pelayanan ke masyarakat.

Melalui kerja sama ini, dua pihak diyakini dapat meminimalkan risiko, serta membagi manfaat potensial. Di tengah upaya itu, Gubernur menjelaskan pembangunan fasilitas di sisi darat akan menjadi tanggung jawab pihak provinsi, sedangkan sisi udara menjadi kewenangan pemerintah pusat atau Kementerian Perhubungan.

“Nantinya bandara itu kami proyeksikan mampu menampung hingga 5 juta penumpang dan 16 ribu ton kargo per tahun,” katanya didampingi Kepala Dinas Perhubungan Salman Lumoindong.

Sejauh wacana ini digulirkan, kata dia, beberapa maskapai penerbangan nasional dan internasional telah menyatakan siap menyerahkan pesawat mereka untuk di-MRO di Samarinda. Kepada MMF dan SBC Capital, Gubernur meminta untuk segera dilakukan koordinasi teknis dengan Dishub, Bappeda dan Dinas PUPR Kaltim untuk menentukan lokasi dan luasan lahan pembangunan MRO.

Sementara itu Presiden Direktur PT MMF Suharto mengemukakan pihaknya siap menyulap kawasan bandara menjadi Aero City yang dilengkapi dengan hanggar dan pusat perawatan pesawat, perhotelan, mal dan berbagai kegiatan usaha (ekonomi) yang modern. "Kami siap membangunkan Bandara APT Pranoto sebagai kawasan yang modern dan terlengkap dengan nuansa Aero City. Kita perlu untuk MRO lahan sekitar 20 hektar," ujar Suharto.

Hadir dalam pertemuan perwakilan dari Asia Pacifik Refresentative SBC (Capital Partners Ltd) Ari Wahyono, dan sejumlah pejabat Kaltim, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Ichwansyah, Kepala Bappeda Kaltim Zairin Zain, Kepala Dishub Salman Lumoindong dan Kepala Dinas PUPR Pera Taufik Fauzi, Kepala Perusda MBS Agus Dwitarto, Kepala Biro Ekonomi H Nazrin, Kepala Kanwil BPN Kaltim Mazwar dan Karo Infrastruktur Lisa Hasliana.

Di Balikpapan, pengelola Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) Balikpapan berkomitmen untuk membuka keran kerja sama dengan pihak airlines dengan menambah rute sesuai minat masyarakat. Tak tanggung-tanggung, yang terbaru, ada dua maskapai penerbangan membuka layanan rute baru penerbangan intra Kalimantan terhitung mulai pekan lalu.

Pertama adalah Xpress Air yang membuka rute Melak – Balikpapan atau sebaliknya, dan Samarinda – Balikpapan atau sebaliknya. Untuk dua layanan ini, maskapai itu membuka layanan setiap hari dengan waktu penerbangan umumnya mulai 09.45 Wita sampai 12.10 Wita. Marketing Development Manager PT. Express Air Fani Andri mengatakan, pihaknya mengandalkan pesawat berjenis ATR-42 dengan kapasitas 42 kursi penumpang.

Seolah tak mau kalah, selang sehari kemudian atau pada Kamis (22/2) giliran Wings Air membuka rute baru Balikpapan-Malinau. Pesawat Wings Air Type ATR 72 500/600 berkapasitas 70 penumpang yang menjadi andalan.

General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Balikpapan Handy Heryudhitiawan, mengatakan letak geografis Balikpapan berada di tengah Indonesia menguntungkan pihaknya untuk melakukan penetrasi pasar ke sisi barat, timur ataupun selatan.

“Ke depan kami akan terus berupaya meningkatkan trafik penumpang. Dengan pembukaan rute baru itu kami telah memiliki 25 rute penerbangan dengan 12 Airlines berjadwal dan 7 Airlines charter. Sejauh ini juga sudah tersedia sebanyak 53 parkir stand serta hangar, “ kata dia dihubungi media ini, Selasa (27/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fariz Fadhillah
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper