Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terima Mandat dari Kyai & Nyai se-Kaltim, Cak Imin Optimistis Dampingi Jokowi

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Muhaimin Iskandar optimistis mampu mendampingi Joko Widodo dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang.

Bisnis.com, BALIKPAPAN- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Muhaimin Iskandar optimistis mampu mendampingi Joko Widodo dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang.

Satu sisi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini tak menampik pihaknya juga tengah menjalin komunikasi dengan Prabowo Subianto.

Penyerahan mandat sebagai Cawapres 2019 kepada Muhaimin Iskandar oleh pengurus pusat Al Mutaqqin Kota Balikpapan dan Forum Komunikasi Kyai dan Nyai Kampung se-Kalimantan Timur menjadi pendorong lain ambisi pria yang beken disapa Cak Imin itu.

"Jika mayoritas ulama bersatu jangankan wakil presiden, presiden kita pun bisa berasal dari golongan ulama. Kaltim telah menjadi bagain nafas dan perjuangannya yang sama dengan kita," jelasnya di hadapan ratusan kader NU Kaltim, Selasa (3/4) sore.

Cak Imin memandang perlu adanya suatu perbaikan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa saat ini.

Pertama pemerintah saat ini dinilai belum maksimal menjalankan revolusi mental dengan baik.

"Revolusi mental belum jalan baik karena belum ada sentuhan dari kader NU. Mental ulama sangat diperlukan untuk membangun karakter bangsa kita."

Kemudian mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi umat. Ekonomi umat dimaksudkan untuk memperkuat kemitraan antara pesantren, UMKM, organisasi-organisasi kemasyarakatan dengan menggandeng pihak swasta nasional, BUMN dan Kementerian serta Lembaga.

Sehingga terjadi kerjasama saling-menguntungkan, meningkatkan skala ekonomi, memperbaiki daya beli masyarakat, serta dapat mengatasi kesenjangan.

"Saya yakin dengan waktu satu tahun dapat terjadi perbaikan tatanan," jelasnya.

Mengenai kansnya maju sebagai pendamping Jokowi, dia mengatakan bergantung pada keputusan partai partai pengusung pada 2014 lalu. Dia menilai rivalitas antar figur lain untuk mendampingi Jokowi saat ini kian kompetitif.

"Koalisi yang paling menentukan. Saya berharap melanjutkan apa yang sudah dilakukan 2014 lalu bersama partai partai pengusung lainnya," jelasnya.

Sejauh ini dia menyatakan pihaknya akan terus melakukan komunikasi politik dengan partai lain sampai 4 Agustus 2019 mendatang. "Semua partai telah kita ajak bicara," jelas Ketua Umum PKB Ini.

Terkait deklarasi sebagai Cawapres, kata dia, pihaknya akan fokus untuk menjaring aspriasi seperti yang dilakukan di Kaltim saat ini.

"Tentu setelah ini akan kita bahas di tingkat nasional. Termasuk apa terus dengan Pak Jokowi atau tidak. Saat ini kita usahakan dengan Pak Jokowi. Tapi kita akan lihat lagi peta peta politiknya seperti apa," jelasnya.

Terkait Prabowo, dirinya tak menampik PKB turut membuka komunikasi dengan Gerindra. Kata dia, komunikasi dimaksudkan untuk mendinamisir demokrasi agar tercipta suaru proses yang terbuka.

"Kita mesti dialog dengan semua partai. Persaingan pada Pilpres nanti saya kira akan kompetitif."

Dia memastikan PKB sendiri masih akan terus menjaring aspirasi sampai Juni 2018 sebelum menentukan sikap apakah mengusung dirinya menjadi pendamping atau mendukung figur lain sebagai pendamping Jokowi.

"Pada intinya hanyalah ideologi murni yang bisa membereskan permasalahan bangsa, kami berkomitmen menjaga amanah dan pesan Gus Dur menyelesaikan permaslahan bangsa ini," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fariz Fadhillah
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper