Bisnis.com, BALIKPAPAN- PT Waskita Karya memastikan pembangunan pabrik beton precast di Kawasan Industri Buluminung di Penajam Paser Utara (PPU) telah mencapai 22%.
Pabrik milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang konstruksi bangunan itu guna menunjang aktifitas pembangunan Jembatan Tol Teluk Balikpapan-Penajam yang diluncurkan akhir pekan lalu.
“Pabrik ini memberikan sekaligus menambah keyakinan semua pihak akan terwujudnya pembangunan proyek jembatan tol,” jelas Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dikutip dalam laman resmi Pemprov Kaltim, Senin (14/5).
Adapun, Awang mengatakan, jembatan pemersatu Kawasan Industri Buluminung (KIB) dengan Kawasan Industri Kariangau (KIK) ini diprediksi menelan biaya konstruksi mencapai Rp12,6 triliun dari total nilai proyek keseluruhan sebesar Rp16,9 triliun.
Diketahui pembangunan jembatan yang memiliki total bentang panjang 7,6 kilometer tersebut sebagai upaya membangun konektifitas antar daerah.
Pola kerjasama pembangunan melibatkan Waskita Tol Road 60 persen selaku pemrakarsa, Perusda Kaltim 20 persen dan Perusda Balikpapan 5 persen serta Perusda PPU 15%.
Baca Juga
“Proyek ini dilaksanakan dengan pola public private partnership (PPP),” kata Awang. Ia menilai PT Waskita Karya telah menunjukkan kesungguhan membangun Kaltim. “Kami sangat apresiasi,” katanya.
Dia yakin BUMN tersebut memiliki pengalaman membangun konstruksi jalan maupun jembatan. Awang mengatakan diperlukan kesungguhan dan pola pengerjaan yang profesional.
Direktur Lapangan PT Waskita Beton Precast Tbk Ahmadi mengungkapkan, progres pembangunan pabrik mencapai 22 persen.
Saat ini pihaknya menunggu hasil final desain bangunan pabrik yang sedang dibahas manajemen dan kondisi kegiatan.
Walau tak menyebutkan angka, dia mengatakan investasi pembangunan pabrik mencapai triliun rupiah.
“Alat-alat kita impor semua sehingga Desember sudah mulai erection untuk mesin-mesin produksi,” jelasnya.
Disebutkan pabrik beton precast di KIB adalah pabrik beton precast pertama di luar Pulau Jawa dan terbesar ketiga di Indonesia.
Total luasan 11 hektar akan diperuntukkan untuk aktifitas pancang, squarefield, gerder dan juga readymix atau beton siap pakai.
Pihaknya menargetkan Juni untuk produk readymix sudah selesai. Sedangkan produk-produk lain ditarget sudah bisa diproduksi pada pertengahan 2019 sesuai kebutuhan proyek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
