Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Kaltim & Kaltara Masih Terjaga

Didukung kinerja intermediasi yang menguat dan profil risiko yang manageable, stabilitas sektor jasa keuangan wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sampai dengan posisi Oktober 2018 tetap terjaga.
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan/Antara-Puspa Perwitasari
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan/Antara-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Didukung kinerja intermediasi yang menguat dan profil risiko yang manageable, stabilitas sektor jasa keuangan wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sampai dengan posisi Oktober 2018 tetap terjaga.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kaltim, capital adequacy ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan perbankan dalam menyediakan dana yang digunakan untuk mengatasi kemungkinan risiko kerugian di Kaltim dan Kaltara saat ini jauh di atas threshold regulator mencapai 8%, di mana rata-rata rasio CAR sektor perbankan berkisar di atas 20%.

“Kinerja intermediasi sektor jasa keuangan secara umum bergerak positif. Kredit perbankan mencapai Rp71,98 triliun atau tumbuh 3,01% year on year (yoy) dan piutang pembiyaan sebesar Rp14,14 triliun atau tumbuh 13,21% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” papar Dwi Ariyanto, Kepala OJK Kaltim.

Sementara di pasar modal jumlah investor Kaltim dan Kaltara sebanyak 20.689 single investor identification (SID) atau tumbuh 42,13% dengan nilai transaksi senilai Rp448,31 miliar.

Kinerja keuangan bank umum konvensional dan syariah dari sisi aset tumbuh sebesar 11,88% yoy dengan nilai Rp108,13 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12,35% menjadi Rp98,82 triliun dan kredit tumbuh 3,07% yoy menjadi Rp71,98 triliun dengan risiko kredit (NPL) cenderung terus membaik.

Dwi menambahkan rasio non-performance loan (NPL) gross kredit sebesar 5,81%, sedangkan untuk non-performance finance (NPF) pembiayaan 6,51%. Kondisi NPF yang tinggi ini disebabkan nilai pembiayaan lebih kecil dari angsuran pembiayaan dan saat ini masih dalam tahap konsolidasi internal untuk memperbaiki NPF.

Berdasarkan dari jenis penggunaan kredit, kredit konsumsi masih mendominasi dan akan terus mengalami peningkatan yaitu mencpai Rp26,59 triliun atau tumbuh 36,95%. Sedangkan dari kredit modal kerja dan investasi masing-masing Rp25,65 triliun atau 36,63% dan Rp.19,72 triliun atau tumbuh 27,42%,” tambah Dwi.

Mengingat kondisi ekonomi Kalim dan Kaltara yang menunjukkan trend yang terus membaik dan didukung oleh stabilitas kinerja sektor keuangan yang semakin membaik, OJK mengharapkan sektor jasa keuangan dapat meningkatkan penyaluran kredit pembiayaan pada sektor produktif UMKM dan sektor ekonomi unggulan yang masih potensial di Kaltim.

“Terkait dengan NPL yang terus membaik, meskipun masih diatas threshold sebesar 5%, kami mengimbau sektor jasa keuangan dan perbankan melanjutkan konsolidasi internalnya melalui restrukturisasi kredit sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper